Obat Corona Dexamethasone, Benarkah Ampuh untuk COVID-19?

Konten dari Pengguna
21 September 2020 9:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Obat corona. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Obat corona. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Obat Corona memang masih ditunggu oleh semua orang di dunia saat ini. Peneliti Oxford mengumumkan obat Dexamethasone ampuh mengurangi risiko kematian pada pasien sakit parah COVID-19. Sebelumnya, beberapa peneliti juga sudah mengumumkan obat corona.
ADVERTISEMENT
Hasil uji coba awal Dexamethasone diumumkan Selasa (16/6). Dexaametasone bisa mengurangi tingkat kematian akibat COVID-19 hingga 1/3 pada kasus-kasus serius. Percobaan dilakukan dengan membandingkan hasil dari 2.100 pasien yang mendapat deksametason, dengan 4.300 lainnya yang mendapat obat lain.

Benarkah Obat Corona Dexamethasone Ampuh untuk COVID-19?

Sebelumnya beberapa perusahaan mengklaim obat yang dikembangkannya bisa menyembuhkan virus corona.
Baricitinib
Eli Lilly, dalam kemitraan dengan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, melihat apakah obat rheumatoid arthritis baricitinib efektif dalam melawan virus corona. Perusahaan tersebut berteori bahwa efek anti-inflamasi baricitinib dapat mengekang reaksi tubuh terhadap virus.
ADVERTISEMENT
Kevzara
Regeneron dan Sanofi memulai uji klinis obat rheumatoid arthritis Kevzara pada pasien COVID-19 pada bulan Maret. Obat ini menghambat jalur yang berkontribusi pada peradangan paru-paru pada pasien COVID-19.
Remdesivir
Remdesivir merupakan obat corona yang dikembangkan oleh Gilead Science. Obat ini sukses mengurangi kerusakan paru-paru yang ditimbulkan oleh COVID-19 pada uji coba dengan kera atau monyet.
Saat ini uji coba lanjutan ke manusia atas obat ini masih berlangsung. Hasil awalnya menunjukkan Remdesivir bermanfaat bagi pasien yang dirawat di rumah sakit dengan panyakit parah yang membutuhkan oksigen tambahan.
Avigan
Obat Avigan dikembangkan oleh FujiFilm Holdings Corporation. Obat ini sudah mendapatkan pendanaan dari pemerintah Jepang sebesar US$128 juta. Uji coba klinis obat ini masih berlangsung hingga Juli. Selain itu Rusia dilaporkan telah memodifikasi obat ini sebagai obat corona.
ADVERTISEMENT
(RN)