Pengertian Ukara Tanggap dalam Pelajaran Bahasa Jawa

Konten dari Pengguna
20 Mei 2022 17:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ukara Tanggap. (Foto: StockSnap by https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ukara Tanggap. (Foto: StockSnap by https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Dalam pembelajaran Bahasa Jawa, pengertian ukara tanggap yaiku ukara sing jejere dikenani pagawean (kalimat pasif adalah kalimat yang berada pada orang atau benda yang terdampak). Kalimat pasif penting untuk dipahami dalam menulis atau membaca. Penggunaan kalimat pasif tentu harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu agar strukturnya tidak menyalahi kaidah tata cara penulisan yang benar. Untuk kalimat pasif sendiri, subjek dalam kalimat berkaitan dengan suatu tindakan. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai ukara tanggap (kalimat pasif) dalam pembelajaran bahasa. Harapannya informasi ini dapat memudahkan kamu untuk memahami penulisan kalimat yang benar.
ADVERTISEMENT

Mengenal Pengertian dan Penulisan Ukara Tanggap (Kalimat Pasif)

Ilustrasi Ukara Tanggap. (Foto: StartupStockPhotos by https://pixabay.com)
Dikutip dari buku Baboning Pepak Basa Jawa yang ditulis oleh Budi Anwari (2020: 71), ukara tanggap yaiku sing jejere dikenani pagawean (kalimat pasif adalah kalimat yang berada pada orang atau benda yang terdampak). Berikut adalah ciri-ciri kalimat pasif yang penting dipahami dalam penulisan:

1. Adanya imbuhan pada predikat

Imbuhan yang dimaksud adalah ter-, di-, ter-an, ter-ke-an. Kata imbuhan tersebut menunjukkan subjek dalam kalimat yang berperan sebagai pihak yang dikenai aktivitas atau berperan sebagai korban. Jika ada imbuhan di suatu kalimat, maka termasuk dalam kalimat pasif.

2. Subjek tidak melakukan tindakan secara langsung

Dalam kalimat pasif, subjeknya berubah menjadi pihak yang dikenakan suatu tindakan. Posisi subjek dalam kalimat pasif adalah objek dalam kalimat aktif.

3. Mempunyai kata ganti yang bisa menunjukkan suatu kepunyaan

Kata ganti yang menunjukkan kepunyaan, baik orang pertama, kedua, atau ketiga disebut pronominal persona.
ADVERTISEMENT
Agar lebih paham, berikut adalah contoh ukara tanggap (kalimat pasif) dalam Bahasa Jawa dan terjemahannya:
Sekian penjelasan mengenai ukara tanggap yaiku sing jejere dikenani pagawean (kalimat pasif adalah kalimat yang berada pada orang atau benda yang terdampak). Semoga informasi di atas bermanfaat! (CHL)