Rapid Test Hasilnya Reaktif, Apa yang Harus Dilakukan Selanjutnya?

Konten dari Pengguna
16 September 2020 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
rapid test reaktif belum berarti positif COVID-19. Foto: wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
rapid test reaktif belum berarti positif COVID-19. Foto: wikipedia
ADVERTISEMENT
Rapid test merupakan salah satu cara untuk mendeteksi infeksi COVID-19 pada tubuh seseorang.
ADVERTISEMENT
Pengambilan sampel darah untuk kemudian diuji guna mengetahui antibodi reaktif atau nonreaktif ini merupakan cara yang digunakan dalam rapid test.
Lantas bagaimana jika hasil rapid test seseorang menunjukkan hasil reaktif?

Rapid Test Reaktif Bukan Berarti Positif COVID-19

Jangan panik, hasil reaktif pada rapid test bukan berarti seseorang sudah pasti terinfeksi virus corona. Tes rapid hanya digunakan untuk mengetahui keberadaan antibodi dalam tubuh seseorang, sebagai dugaan awal adanya infeksi COVID-19.
Diperlukan minimal dua kali rapid test untuk memastikan keberadaan antibodi, setelahnya diperlukan swab test PCR untuk mengetahui kepastian indeksi COVID-19. Selain itu, diperlukan pula langkah lain seperti CT scan serta rontgen paru guna menentukan langkah medis selanjutnya.
Apabila hasil rapid test reaktif, namun tidak bergejala, seseorang itu harus melakukan isolasi mandiri setidaknya 14 hari. Hal ini berguna untuk mencegah penularan ke orang lain, karena bisa saja orang itu adalah kategori OTG atau orang tanpa gejala.
ADVERTISEMENT
Sementara jika hasil rapid test reaktif dan bergejala, maka perlu adanya rujukan ke RS khusus penanganan COVID-19. Gejala tersebut seperti demam, batuk, dan sesak napas.
Dalam kasus lain, diare juga merupakan indikasi awal adanya infeksi COVID-19. Jadi jika hasil rapid test reaktif, dan mengalami gejala-gejala yang disebutkan, kita akan dirujuk ke RS penanganan corona untuk kemudian dilakukan pemeriksaan lanjutan. (Adelliarosa)