Rukun Khutbah Jumat sesuai Ajaran Rasulullah SAW

Konten dari Pengguna
5 Mei 2021 11:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi khutbah Shalat Jumat, sumber foto: https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi khutbah Shalat Jumat, sumber foto: https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi laki-laki mengerjakan shalat Jumat adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Hal ini jelas diatur dalam Alquran yaitu QS. Al-Jumuah ayat 6 yang artinya “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
ADVERTISEMENT
Dalam mengerjakan sholat jumat yang tidak boleh ketinggalan adalah mendengarkan khutbah dari khatib sebelum melaksanakan sholat jumat dua rakaat. Khutbah jumat sendiri dilakukan dua kali, diantara khutbah pertama dan kedua dipisah dengan duduk. Dikutip dari buku (Rukun & Syarat Sah Khutbah Jumat) (Ahmad Zarkasih, Lc) (2020: 7) ada lima rukun khutbah jumat yang harus dipenuhi agar khutbah jumat menjadi sah.

Rukun Khutbah Shalat Jumat

Dikutip dari NU Online berikut adalah contoh penggunaan kata untuk memenuhi rukun khutbah atau ceramah sebelum sholat jumat:
1. Membaca pujian kepada Allah
Rukun khutbah pertama ini disyaratkan menggunakan kata “hamdun” dan lafadh-lafadh yang satu akar kata dengannya, misalkan “alhamdu”, “ahmadu”, “nahmadu”. Demikian pula dalam kata “Allah” tertentu menggunakan lafadh jalalah, tidak cukup memakai asma Allah yang lain. Contoh pelafalan yang benar misalkan: “alhamdu lillâh”, “nahmadu lillâh”, “lillahi al-hamdu”, “ana hamidu Allâha”, “Allâha ahmadu”.
ADVERTISEMENT
2. Membaca sholawat kepada nabi Muhammad SAW
Dalam rukun khutbah kedua ini wajib membaca sholawat kepada nabi Muhammad SAW dengan menggunakan kata “al-shalatu” dan lafadh yang satu akar kata dengannya. Sementara untuk asma Nabi Muhammad, tidak tertentu menggunakan nama “Muhammad”, seperti “al-Rasul”, “Ahmad”, “al-Nabi”, “al-Basyir”, “al-Nadzir” dan lain-lain. Hanya saja, penyebutannya harus menggunakan isim dhahir, tidak boleh menggunakan isim dlamir (kata ganti) menurut pendapat yang kuat, meskipun sebelumnya disebutkan marji’nya. Sementara menurut pendapat lemah cukup menggunakan isim dlamir. Contoh membaca shalawat yang benar “ash-shalâtu ‘alan-Nabi”, “ana mushallin ‘alâ Muhammad”, “ana ushalli ‘ala Rasulillah”.
3. Berwasiat dengan ketakwaan
Rukun khutbah ketiga ini tidak memiliki ketentuan redaksi yang paten. Prinsipnya adalah setiap pesan kebaikan yang mengajak ketaatan atau menjauhi kemaksiatan. Seperti “Athi’ullaha, taatlah kalian kepada Allah”, “ittaqullaha, bertakwalah kalian kepada Allah”, “inzajiru ‘anil makshiat, jauhilah makshiat”. Tidak cukup sebatas mengingatkan dari tipu daya dunia, tanpa ada pesan mengajak ketaatan atau menjauhi kemakshiatan.
ADVERTISEMENT
4. Membaca ayat suci Alquran
Membaca ayat suci Alquran dalam khutbah jumat menjadi rukun keempat, ayat suci yang dibacakan bisa berkaitan dengan khutbah yang sedang disampaikan atau berkaitan dengan janji Allah SWT, ancaman, larangan, muzihah, atau cerita dan lain sebagainya.
5. Berdoa untuk kaum mukmin
Mendoakan kaum mukminin dalam khutbah Jumat disyaratkan isi kandungannya mengarah kepada nuansa akhirat. Seperti “allahumma ajirnâ minannâr, ya Allah semoga engkau menyelematkan kami dari neraka”, “allâhumma ighfir lil muslimîn wal muslimât, ya Allah ampunilah kaum muslimin dan muslimat”. Tidak mencukupi doa yang mengarah kepada urusan duniawi, seperti “allâhumma a’thinâ mâlan katsîran, ya Allah semoga engkau memberi kami harta yang banyak”.
Demikian adalah pembahasan mengenai rukun dari khutbah jumat sesuai ajaran Rasulullah SAW. Semoga informasi ini bermanfaat untuk semuanya. (WS)
ADVERTISEMENT