news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sejarah Hari Imlek: Upacara Petani Hingga Legenda Nian

Konten dari Pengguna
11 Februari 2021 17:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Hari Imlek, Foto: Dok. oprahmag.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Hari Imlek, Foto: Dok. oprahmag.com
ADVERTISEMENT
Sejarah hari Imlek mungkin belum banyak diketahui oleh orang awam. Padahal hari raya Imlek kini setiap tahunnya dirayakan di seluruh penjuru dunia. Perayaan Imlek dikenal juga dengan sebutan peringatan tahun baru China. Kata Imlek berasal dari bahasa China dengan dialek Hokkian. Im berarti bulan, sementara lek artinya adalah penanggalan. Oleh karena itu, imlek memiliki arti kalender bulan.
ADVERTISEMENT
Perayaan terpenting etnis Tionghoa ini dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa. Perayaan hari raya Imlek berakhir ditandai dengan adanya Cap Go Meh. Malam tahun baru perayaan Imlek dikenal dengan Chux yang memiliki arti malam pergantian tahun.
Tahun 2021 ini, perayaan hari raya Imlek jatuh pada tanggal 12 Februari. Lalu bagaimana sejarah hari Imlek?

Sejarah Hari Imlek, Hari Penting Etnis Tionghoa

Perayaan hari raya Imlek memiliki sejarah yang panjang. Pada 3.800 tahun yang lalu, masyarakat China yang berprofesi sebagai petani rutin menggelar ritual. Ritual tersebut merupakan wujud syukur atas dimulainya musim semi, dimana tanaman mulai tumbuh. Upacara ritual wujud syukur para petani merupakan cikal bakal perayaan Imlek yang dirayakan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, terdapat legenda lain yang menceritakan cikal bakal hari raya Imlek. Salah satunya adalah legenda tentang seekor monster bernama Nian. Nian dalam bahasa Mandarin memiliki arti tahun.
Nian merupakan wujud monster yang memiliki sifat tak kenal ampun. Nian kerap kali menyerang penduduk desa pada setiap akhir musim dingin. Nian yang lapar akan memakan ternak, hasil panen, bahkan manusia sekali pun. Penduduk yang ketakutan akhirnya menaruh makanan di depan pintu dan menutupnya arapat-rapat, sebagai bentuk perlindungan diri.
Suatu hari, seorang anak kecil berbaju merah berkeliaran di luar. Nian yang pada saat itu mendekat ke desa tidak menyerang anak tersebut. Alih-alih Nian justru ketakutan dan berlari. Berkat kejadian itu, penduduk percaya bahwa Nian takut dengan warna merah.
ADVERTISEMENT
Semenjak kejadian tersebut, menjelang tahun baru, para penduduk menggunakan pakaian berwarna merah dan menggantung lentera serta gulungan kertas berwarna merah di jendela. Selain itu, mereka menyalakan kembang api agar Nian tak berani mendekat. Berkat legenda Nian, perayaan hari raya Imlek identik dengan warna merah.
(RYFA)