2.400 Monyet Jadi Bahan Uji Coba Penularan Virus Corona, Bagaimana Hasilnya?

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
26 Februari 2020 18:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Monyet. (Foto: unplash)
zoom-in-whitePerbesar
Monyet. (Foto: unplash)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah kekhawatiran terhadap penyebaran virus Corona, banyak pihak yang berupaya menemukan solusi. Bahkan, para peneliti pun berusaha menemukan vaksin untuk pencegahan virus mematikan tersebut.
ADVERTISEMENT
Melansir Mirror, Rabu (26/2), ilmuwan Amerika Serikat telah membuat terobosan dengan menyuntikkan virus Corona terhadap 2.400 monyet rhesus untuk melihat apa yang terjadi. Percobaan terhadap monyet rhesus telah menghasilkan vaksin yang bisa mengurangi penyebaran virus Corona.
Para ilmuwan di Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) menjelaskan bahwa vaksin eksperimental yang mereka kembangkan terbukti efektif dalam mengobati hewan yang terinfeksi. Vaksin yang mereka kembangkan itu disebut remdesivir.
Monyet. (Foto: unplash)
Dalam melakukan penelitian yang diterbitkan dalam Drug Target Review, tiga kelompok monyet telah diinfeksi virus Corona sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV). Satu kelompok monyet di Montana, AS, diberikan vaksin 24 jam sebelum diinfeksi. Kelompok kedua divaksin selama 12 jam setelah diinfeksi, sementara kelompok terakhir tidak diberi vaksin sama sekali.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, monyet-monyet itu diamati selama enam hari. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa monyet-monyet yang divaksin sebelum diinfeksi tidak menunjukkan gejala. Namun, monyet yang divaksin setelah diinfeksi menunjukkan lebih sedikit mengalami kerusakan di paru-paru. Sementara monyet yang tidak diberi vaksin dan tidak mendapat pengobatan tidak diketahui.
Eksperimen dan penemuan tersebut diharapkan dapat membantu dalam melawan penyebaran virus Corona di Wuhan, China. Pasalnya, virus tersebut telah menewaskan setidaknya 2.760 orang per Rabu (26/2) di seluruh dunia. Sedangkan penderita di seluruh dunia telah mencapai 80.994 orang. (zhd)