Bahaya Menurunkan Berat Badan Secara Cepat

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
14 November 2022 10:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berat badan anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berat badan anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Demi memiliki postur tubuh ideal dan sehat, banyak orang terutama yang kegemukan atau obesitas, bakal berupaya menurunkan berat badan. Semakin cepat dan banyak turunnya, umumnya akan dinilai bagus.
ADVERTISEMENT
Padahal, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), penurunan berat badan secara drastis dan dalam jangka waktu singkat ternyata berbahaya untuk kesehatan tubuh.
Mengutip dari situs resmi Kemenkes, penjelasannya disampaikan oleh Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Menurut Germas, penurunan berat badan dianjurkan dialami secara bertahap.
Ilustrasi Kurus (Foto: Pixabay)
Germas turut menyebut angka penurunan berat badan yang ideal, yakni 0,5-1 kg setiap minggunya. Perlu pula dicatat, pembatasan energi yang ideal kurang lebih 500 kkal setiap harinya.
“Penurunan Berat Badan yang dianjurkan adalah 0,5-1 kg setiap minggu secara bertahap, dengan pembatasan energi lebih kurang 500 kkal setiap hari,” tulis Germas.
Jadi, kenapa penurunan berat badan secara cepat dan drastis bisa berbahaya untuk kesehatan tubuh? Masih menurut Germas, penurunan drastis dalam waktu singkat dapat menyebabkan kehilangan sejumlah besar air, elektrolit, mineral, jaringan otot dan protein yang sebelumnya berada di jaringan lemak bebas.
ADVERTISEMENT
Alhasil, orang yang mengalaminya akan mudah kelelahan, dehidrasi, terganggu daya tahan dan keseimbangan elektrolit, hingga amenorrhea (berhentinya menstruasi pada perempuan).

Indeks Massa Tubuh untuk Orang Indonesia

Ilustrasi Cara Menurunkan Berat Badan dengan Cepat, Simak 5 Tips Ini! Foto: Pexels
Berkaitan dengan penurunan berat badan secara drastis dan cepat, setiap orang juga perlu memperhatikan indeks massa tubuh. Kemenkes dan Germas pun merilisnya dengan mengkategorikan menjadi tiga, di antaranya:
Adapun cara mengetahui IMT adalah dengan menghitung berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m) kuadrat. Contoh, kalau berat badan 60 kg dengan tinggi 1,65 m, maka perhitungannya 60:(1,65x1,65)=23,87. Nah, 23,87 berarti masuk kategori normal. (bob)
ADVERTISEMENT