Belum Banyak Diketahui, Peneliti Ungkap Sebab Menguap Bisa Menular

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
21 Juni 2021 13:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fenomena penularan menguap (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Fenomena penularan menguap (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menguap merupakan aktivitas yang lazim dilakukan ketika seseorang sedang mengantuk. Adapun terkadang, ketika melihat orang yang sedang menguap, seseorang bisa tiba-tiba juga ikutan menguap.
ADVERTISEMENT
Ternyata, menguap memang merupakan aktivitas yang menular. Mengutip dari Shared, sebuah penelitian akan hal tersebut dilakukan Universitas Leeds di Inggris. Penelitian dilakukan dengan mengundang 40 mahasiswa psikologi dan 40 mahasiswa teknik.
Setiap peserta penelitian masuk ke sebuah ruangan secara individu. Lalu, peserta penelitian yang masuk tadi akan mendapati seorang asisten, bertugas untuk sengaja menguap hingga 10 kali.
Saat keluar, para peserta melanjutkan tes emosional yang diberikan oleh psikolog. Mereka ditunjukkan 40 gambar mata, kemudian ditanya mengenai emosi apa yang dirasakan ketika melihatnya.
Ilustrasi menguap (Foto: Thinkstock)
Hasilnya, didapatkan mahasiswa psikologi punya rata-rata menguap sebanyak 5,5 kali dan mencatatkan nilai 28 dari 40 pada tes emosional. Sedangkan mahasiswa teknik, tercatat rata-rata 1,5 kali menguap dan nilai 25,5 pada tes.
ADVERTISEMENT
Dari penelitian itu, disimpulkan penularan menguap ada kaitannya dengan tingkat empati. Mahasiswa psikologi yang umumnya punya empati tinggi bisa fokus dalam mengamati seseorang, termasuk kala menguap.
Walau kalah jauh, tes pada mahasiswa teknik juga mendukung teori empati tersebut. Sebab, sehari-hari berkutat dengan angka, mahasiswa teknik dinilai punya latar belakang yang berbeda dengan psikologi.
Tak hanya lewat penelitian tersebut, teori empati juga didukung oleh ahli neurologi. Dari hasil scan, mereka menemukan adanya hubungan empati terhadap fenomena menguap dalam bagian otak.
Ilustrasi Menguap (Foto: Shutter Stock)
Diketahui, empati sendiri adalah kemampuan yang membuat seseorang mengidentifikasi diri dalam keadaan, perasaan, atau pikiran yang sama dengan orang lain. Meski terdengar aneh, penelitian tersebut bisa menunjukkan fenomena menguap menular karena empati.
ADVERTISEMENT
Berkaitan erat dengan empati, menguap kemungkinan bisa jadi faktor mengidentifikasi psikopat. Hanya, masih perlu penelitian lebih lanjut dan mendalam, sebab kemampuan pikir psikopat beda dengan orang yang punya empati.
Cara bekerja empati dari psikopat berbeda dengan orang normal. Empati yang bikin orang menguap mungkin tak akan berpengaruh pada psikopat karena beda cara kerja. Mski begitu, faktor menguap tak bisa jadi indikasi kuat untuk menuduh orang psikopat.
Sebaliknya, seseorang bisa dinilai memiliki tingkat empati yang tinggi bila mudah menular menguap. (bob)