Bersin Hamster Bisa Tularkan Covid-19 ke Manusia? Begini Hasil Penelitiannya

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
9 Februari 2022 16:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hamster. Foto: Ricky Kharawala via Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hamster. Foto: Ricky Kharawala via Unsplash
ADVERTISEMENT
Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia dua tahun terakhir, hampir semua negara mewajibkan penerapan protokol kesehatan. Sebab, virus corona penyebab Covid-19 sangat cepat menular.
ADVERTISEMENT
Penularan paling mudah lewat droplet yang menyebar ke udara. Karenanya anjuran prokes seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak perlu diterapkan sebagaimana imbauan WHO.
Namun belakangan muncul kabar bahwa bersin hewan seperti hamster dapat menularkan Covid-19 ke manusia. Hal itu terjadi di Hong Kong dan memicu lonjakan kasus Covid-19 varian Delta.
Toko hewan peliharaan di Hong Kong dituding menjadi sumber wabah Covid yang melibatkan sekitar 50 kasus infeksi. Imbasnya, ada pemusnahan sekitar 2.000 hamster di seluruh Hong Kong.
Dikutip dari Nature, ilmuwan mengungkap hasil penelitian sementara dari analisis genom sampel virus bahwa hamster kemungkinan besar menjadi penyebar varian Delta di Hong Kong dan memicu wabah Covid-19 pada manusia.
Hasil penelitian di Hong Kong ini adalah yang pertama menunjukkan bahwa hamster dapat terinfeksi di luar laboratorium, dan bahwa mereka dapat menularkan virus kepada hamster lain maupun manusia.
ADVERTISEMENT
Sebelum hamster, cerpelai yang dibudidayakan juga disebut bisa menularkan Covid-19 ke manusia. Cerpelai memicu kepanikan dan pemusnahan massal ketika diketahui menyebabkan wabah kecil di antara warga Denmark dan Belanda pada akhir 2020.
Ahli virologi di Hong Kong University, Leo Poon mengatakan studi terbaru ini menunjukkan perdagangan hewan peliharaan sebagai rute penyebaran virus.
Namun, Poon memastikan penularan dari manusia ke manusia masih jauh lebih mungkin terinfeksi dibandingkan dari hewan peliharaan.
Ia kemudian memperingatkan SARS-CoV-2 dapat terus beredar pada hewan, berkembang dengan cara yang tidak terduga, dan kemudian menyebar kembali ke manusia.
Studi ini bermula ketika seorang wanita pekerja toko hewan peliharaan berusia 23 tahun dinyatakan positif mengidap Delta pada 15 Januari 2022.
ADVERTISEMENT
Poon mengatakan hal itu agak aneh. Terakhir kali kota itu mendeteksi Delta pada bulan Oktober 2021.
Dalam beberapa hari, pejabat kesehatan masyarakat melakukan swab terhadap sekitar 100 hewan di toko hewan peliharaan tersebut, dan 500 lainnya di gudang yang memasoknya.
Mereka mendeteksi adanya RNA virus SARS-CoV-2, atau antibodi terhadap virus, pada 15 dari 28 hamster Suriah (Mesocricetus auratus). Virus tidak ditemukan pada hamster kerdil, kelinci, marmut, chinchilla, atau tikus.
Para peneliti kemudian menganalisis urutan genom dari sampel yang dikumpulkan dari 12 hamster dan 3 orang pertama yang terinfeksi, termasuk pekerja toko hewan peliharaan dan pengunjung toko. Semua sampel mengandung varian Delta yang sebelumnya tidak terdeteksi di Hong Kong, dan mungkin berasal dari sumber yang sama. (ace)
ADVERTISEMENT