Curhatan Sedih Warganet, Pilih Pulang saat Lihat Reuni Cuma Jadi Ajang Pamer

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
15 Juni 2020 17:01 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak sekolah. (Foto: Bobby/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sekolah. (Foto: Bobby/Facebook)
ADVERTISEMENT
Reuni umumnya merupakan ajang yang dinantikan untuk kembali bertemu teman-teman lama. Momen tersebut bisa dimanfaatkan untuk nostalgia, mengenang masa-masa yang sudah lewat. Namun, warganet ini justru kecewa dengan ajang reuni yang ia datangi.
ADVERTISEMENT
Cerita itu dibagikan warganet Facebook bernama Nobusan yang mengaku datang ke acara reuni sekolah. Namun, alih-alih mengenang masa-masa sekolahnya, ia justru kecewa karena acara tersebut jadi pamer pekerjaan hingga pendapatan.
Bahkan, beberapa temannya yang belum mendapat pekerjaan tetap, atau berpendapatan pas-pasan, jadi terkucilkan di acara tersebut.
"Jujur kecewa sama reuni tadi, entah kenapa pada berubah, pada bahas gaji proyek dll, gak enaknya karena di acara reuni masih ada yang belum kerja secara tetap,” kata Nobusan dalam curhatannya pada Sabtu (13/6) pukul 19.56 WIB kemarin.
Ilustrasi siswa. Foto: Ridho Robby/kumparan
Beberapa dari teman-teman Nobusan disebut secara gamblang mengungkap besaran gaji mereka yang mencapai 12-20 juta dalam sebulan. Belum lagi rencana membeli mobil mewah.
Secara tidak langsung, obrolan yang jadi ajang pamer tersebut menciptakan penghalang buat teman-teman lain yang tak merasakan nasib serupa. Alhasil, mereka, termasuk Nobusan sendiri, jadi terabaikan dalam reuni tersebut.
ADVERTISEMENT
"Alhasil dua orang teman yang berprofesi sebagai ojol dan jualan es cincau automatis kena kacang alias gak diajak riung, terutama gue yang cuma kerja serabutan," ujar pria yang diduga tinggal di Depok tersebut.
Baru 10 menit bergabung dengan reuni tersebut, Nobusan beserta dua orang temannya langsung pamit. Keduanya merasa tak bisa mengikuti pembicaraan teman-temannya yang lain.
Warung yang diunggah Nobusan. (Foto: Nobusan/Facebook)
"Level pembicaraan kita udah beda kasta, ‘Gue malu Nob, sehari aja paling banyak 50 ribu jualan es cincau kayaknya udah berubah ya teman kita pada sukses, syukurlah gue ikut seneng’ kata kawan gue AG,” cerita Nobusan.
“Dengan sedikit menghibur gue bilang, ‘Bro, lu jualan es cincau atau apapun lu tetap kawan gue, tenang gue berkawan karena diri lu, bukan background lu,’" lanjut Nobusan.
ADVERTISEMENT
Setelah keluar dari reuni tersebut, Nobusan dan dua orang temannya mampir ke sebuah warung. Dari sanalah ketiganya bereuni sesuai harapan, yakni dengan bernostalgia mengenang masa-masa sekolah.
"Pada bahas kekonyolan di masa lalu hehe. Gue dulu tukang bagiin gorengan alias kurir makanan dengan dalih fotokopi, gorengannya gue taruh dalam topi sekolah," tutur Nobusan, mengenang sekaligus menutup ceritanya tersebut.
Cerita tersebut viral baik di Facebook maupun Twitter, telah dibagikan kepada puluhan ribu orang. Berbagai respon didapatkan dari cerita tersebut, banyak yang juga membagikan pengalaman mereka.
“Benar sekali, dan biasanya, mereka yang seperti itu selalu mengatasnamakan ‘Kebersamaan’ tetapi ketika sudah mencapai keinginannya, mereka malah lupa. Saya salut dengan Anda dan dua sahabat Anda,” kata akun Budi Setiawan.
ADVERTISEMENT
“Reuni tuh di umur 50 tahun ke atas, pembahasannya tentang penyakit,” tulis akun Maul Rasyiid.
“Gue ngerasain apa yang orang itu rasain, asli. Makanya sampai sekarang gue gak pernah mau ikut bukber/reuni angkatan karena emang mereka ngundang cuma buat pamer harta/gaji, nunjukin gengsi. Kalo pengen bukber/reuni, cukup undang 3-5 temen lama terbaik lu, ajak makan bakso deh,” kata akun @fuadmhnr.
“Kadang reuni angkatan tuh hanya untuk bikin diri merasa lebih baik dari yg lain, sih. Makannya pada cerita kesuksesan Padahal yg bikin banyak ketawa itu justru kegagalan dalam hidup yg sudah lewat dan dapat dirayakan bersama sahabat,” sebut @rajapeanutbuttr.(bob)