Kisah Pilu Pariyem, ART di Probolinggo Makan Sisa Sampah dan Tak Digaji 6 Tahun

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
21 Februari 2021 12:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Foto: ist.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: ist.
ADVERTISEMENT
Pariyem, seorang asisten rumah tangga (ART) di Probolinggo, Jawa Timur mungkin tak mengira bakal mengalami penderitaan selama bekerja dengan majikannya. Pariyem mengalami kelaparan serta dugaan penyekapan dan penganiayaan selama kerja di rumah mewah sang majikan di Jalan Juanda RT04/RW01, Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.
ADVERTISEMENT
Pariyem mulai bekerja dengan majikannya, USM dan keluarga sejak 2014 silam. Selama enam tahun bekerja di situ dia tak diperbolehkan keluar dari rumah. Selama itu pula dia tak pernah menerima sepeserpun gaji yang menjadi haknya.
Hingga pada Selasa (16/2/2021) malam, Pariyem memberanikan diri keluar dari rumah USM dengan cara melompati pagar. Dia langsung mencari tempat sampah dan mengais sisa makanan untuk mengenyangkan perutnya yang kelaparan.
Pariyem tak sendirian saat itu. Dia bersama anaknya berusia 12 tahun yang memang ikut dengannya di rumah USM.
Aksi perempuan 44 tahun bersama anaknya mengais sisa makanan di tempat sampah itu kemudian dipergoki sejumlah warga. Dia diinterogasi dan menceritakan semua penderitaannya selama bekerja dengan keluarga USM, termasuk soal kekerasan yang dialami dia dan anaknya.
ADVERTISEMENT
Pariyem juga menceritakan bahwa majikannya tak hanya melakukan kekerasan, tapi juga tak membayar gajinya selama bertahun-tahun.
Setelah itu, Pariyem dan anaknya pergi ke rumah anak tirinya di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan.
Warga kemudian meneruskan informasi yang diterima dari Pariyem itu ke Babinkamtibmas dan forkompimka. Sempat dilakukan mediasi antara Pariyem dan pihak keluarga USM.
Dalam mediasi itu juga disepakati USM membayar lebih dari Rp12 juta kepada Pariyem sebagai gajinya selama bekerja.
Ilustrasi penganiayaan. Foto: Pixabay.
Meski sempat mediasi, namun warga kemudian ramai-ramai kembali mendatangi Pariyem di rumah anak tirinya. Warga mengajak perempuan asal Solo, Jawa Tengah itu untuk melaporkan USM dan keluarganya ke kantor polisi atas dugaan penganiayaan dan penyekapan.
Pariyem bersama warga kemudian mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Probolinggo Kota untuk membuat laporan polisi. Laporan dibuat oleh Ketua RT 04, Titik yang dengan warga lainnya sangat geram dengan perbuatan USM dan keluarga kepada Pariyem.
ADVERTISEMENT
Saat ini laporan sudah diterima Polres Probolinggo Kota. Kepolisian langsung melakukan penyelidikan atas dugaan penganiayaan dan penyekapan terhadap Pariyem.