Miris, Pria Dipecat dari Pekerjaan karena Pergi Melihat Anaknya yang Kritis

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
2 April 2021 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Ilustrasi Anak Sakit (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Anak Sakit (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Seorang pria yang mesti pergi meninggalkan pekerjaan untuk melihat anaknya yang sedang kritis baru-baru ini sukses menuai sorotan publik. Sebab, pria tersebut kemudian dipecat oleh perusahaannya.
ADVERTISEMENT
Mengutip Oriental Daily, peristiwa tersebut dialami Zhang, pegawai sebuah perusahaan di Suzhou, Tiongkok. Bermula dari Zhang yang mendapat telepon dari rumah sakit, mengabari anaknya kritis hingga tak bernapas dan tengah mendapat perawatan darurat di ICU.
Alhasil, kabar tersebut membuat Zhang mengajukan cuti ke perusahaan tempatnya kerja pada Sabtu (24/3/2021). Sayangnya, ternyata ia hanya bisa membahas cuti dengan atasan pada Senin kemudian.
Disebutkan pula bahwa Zhang mendapat peringatan yang menyebut dirinya akan dipecat oleh perusahaan apabila tidak mendapat persetujuan untuk cuti, tapi tetap memilih untuk bolos kerja.
Ilustrasi PHK. Foto: shutterstock
Dengan alasan pulang semalaman untuk menjenguk putranya yang kritis, Zhang pun dipecat usai 13 tahun mengabdi. Dalam surat pemecatan, dikatakan Zhang melanggar klausul di mana ia melewati masa absen tiga hari tanpa izin cuti yang disetujui.
ADVERTISEMENT
Adapun anak Zhang didiagnosis mengidap glioma batang otak, yakni penyakit yang mana sel kanker jinak atau ganas terbentuk dalam jaringan otak. Ia sudah izin untuk meninggalkan kerja pada September 2020 dan baru kembali pada Februari 2021.
Padahal, Zhang mengaku sempat menandatangani perjanjian dengan perusahaannya, bakal merawat anaknya sambil bekerja dengan bosnya. Namun, perjanjian tersebut berubah pada akhir Oktober 2020 lalu.
“Perusahaan tak mau lagi mematuhi perjanjian dan saya diminta keluar dari perusahaan. Saya tak bisa kehilangan pekerjaan ini. Saya butuh uang untuk menyelamatkan anak saya,” kata Zhang.
Ilustrasi PHK. Foto: Pixabay
Ketika bicara dengan atasannya di perusahaan, Zhang disebut tak punya kekuatan apapun untuk membuat keputusan mengenai persyaratan dalam kontrak karyawan dan hanya dapat mengikuti aturan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Kepada Oriental Daily, direktur perusahaan itu sejatinya ingin mempertahankan Zhang, tapi ragu karena tak tahu kapan anaknya sembuh. Dijelaskan, karena cuti yang diminta untuk periode waktu tersebut, perusahaan menyarankan agar Zhang keluar dulu dan kembali ketika situasi medis anaknya teratasi.
Namun, kasus tersebut viral. Para pengacara pun menganjurkan agar Zhang mengajukan arbitrase tenaga kerja karena bantuan hukum bisa diberikan dalam situasi seperti itu. Kini publik pun berharap Zhang mendapat keadilan. (bob)