Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Penelitian Sebut Belalang Bisa Cium Sel Kanker Manusia, Begini Penjelasannya
8 September 2022 9:49 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebuah fakta unik ditemukan ilmuwan baru-baru ini, mengenai belalang yang dipercaya mampu mencium sel kanker yang ada di tubuh manusia. Temuan tersebut lantas menuai sorotan publik.
ADVERTISEMENT
Mengutip Science Alert, peneliti merasa temuan tersebut penting karena jadi kemajuan dalam pengobatan kanker. Sebab, selain mendeteksi keberadaan, didapati bahwa belalang juga bisa tahu asal sel kanker dari individu atau riwayat, jenis, hingga keberadaannya.
Bila dapat memanfaatkan kemampuan belalang tersebut dalam perangkat atau teknologi medis, maka hal tersebut dianggap sebagai perkembangan luar biasa dalam bidang kesehatan.
Kini studinya diterbitkan situs pracetak BioRxiv dengan tajuk temuan menjanjikan untuk mendeteksi kanker sedini mungkin. Perlu diketahui, mendeteksi kanker sedini mungkin sangatlah penting.
Pasalnya, tingkat kelangsungan hidup pasien yang terdeteksi di stadium 4 adalah 10-20 persen karena selnya telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Bila dibandingkan ketika kanker terdeteksi pada stadium 1, peluang hidup pasien bisa sebesar 80-90 persen.
ADVERTISEMENT
Ahli mikrobiologi dari Michigan State University, Christopher Contag, menjelaskan dalam studinya, deteksi belalang terbukti andal, sensitif, dan cepat, terjadi hanya dalam beberapa milidetik. Pengukurannya adalah perubahan aktivitas otak yang diambil oleh elektroda.
"Deteksi dini sangatlah penting dan kita harus pakai segala alat yang mungkin untuk mencapai itu, baik diciptakan atau diberikan kepada kita oleh seleksi alam selama jutaan tahun," ujar Contag. "Jika berhasil, kanker bakal jadi penyakit yang bisa diobati," tambahnya.
Sejatinya, tengah ada pengembangan perangkat hidung bionik guna mendeteksi pergeseran senyawa organik volatil (VOC). Namun, penelitian itu masih jauh dari yang diharapkan. Karenanya, temuan belalang berpotensi memberi alternatif.
Tujuan ilmuwan saat ini adalah mempelajari cara kerja otak belalang guna bisa dipakai mendiagnosis penyakit. Mereka berencana menyadur kekuatan mengendus alami dari belalang.
ADVERTISEMENT
Menurut Contag, temuan ini masih sangat awal. Namun, peneliti dapat melanjutkan pengembangan perangkat pendeteksi. Nantinya, cara menggunakannya adalah dengan bernapas lewat pengkat yang lalu mendeteksinya.
"Secara teoritis, Anda bisa bernapas melalui perangkat, dan itu bakal mendeteksi kanker, membedakan jenis, dan bahkan stadiumnya," ujar rekayasawan biomedis Michigan State University, Debajit Saha. (bob)