Perjuangan Guru Honorer 53 Tahun Penderita Stroke, Digendong demi Ikut Tes PPPK

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
18 September 2021 17:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Viral momen pilu guru honorer berusia 53 tahun dan penderita stroke di Karawang, Jawa Barat, ikut tes PPPK. (Foto: Instagram/@@lambeturah_official)
zoom-in-whitePerbesar
Viral momen pilu guru honorer berusia 53 tahun dan penderita stroke di Karawang, Jawa Barat, ikut tes PPPK. (Foto: Instagram/@@lambeturah_official)
ADVERTISEMENT
Video memilukan seorang guru honorer bernama Imas Kustian di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengikuti tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dalam kondisi stroke. Bahkan, guru berusia 53 tahun itu harus digendong ke ruang ujian karena tidak mampu berjalan.
ADVERTISEMENT
Momen guru honorer tersebut beredar luas di media sosial, salah satunya dibagikan di akun Instagram @lambeturah_official. Di video itu sang guru tampak berjalan dengan dibantu oleh tongkatnya saat mengikuti ujian PPPK.
Dalam video berdurasi singkat itu tampak jelas guru berusia lebih dari setengah abad itu sudah tidak mampu berjalan. Apalagi, dia harus dibantu oleh dua orang petugas saat mengikuti ujian tersebut. Terlihat, badannya hingga kedua kakinya tampak lemas yang memperlihatkan dirinya sudah tidak berdaya lagi.
Meski demikian, ia tetap nekat mengikuti ujian PPPK 2021 demi mengubah statusnya menjadi pegawai pemerintah dan memiliki gaji yang layak. Hal itulah yang membuat publik di dunia menangis saat menyaksikan perjuangan nenek tersebut mengikuti ujian tersebut.
ADVERTISEMENT
Diketahui, Imas Kustiani merupakan guru kategori 2 (k2) yang mengajar di SD Negeri Wancimekar 1 Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang. Dengan arti, sang nenek telah menjadi guru honorer selama puluhan tahun.
Viral momen pilu guru honorer berusia 53 tahun dan penderita stroke di Karawang, Jawa Barat, ikut tes PPPK. (Foto: Instagram/@@lambeturah_official)
Akan tetapi, akibat tidak kunjung mendapat kepastian dari pemerintah, sang guru kemudian mengikuti seleksi PPPK agar statusnya berubah menjadi pegawai pemerintah. Lebih parahnya, meski menderita stroke, sang guru tetap nekat mengikuti seleksi tersebut.
Dari video itu, tampak guru Imas sudah tidak berdaya hingga harus digendong oleh petugas ke ruang ujian. Tidak hanya itu saja, sang guru juga menangis di depan monitor lantaran kondisinya yang sudah sangat kelelahan dan menderita stroke.
Menurut keterangan postingan, guru SD Negeri Wancimekar 1 di Desa Wancimekar itu telah menderita stroke selama tujuh tahun. Bahkan, hingga saat ini, penyakit itu masih menggerogoti tubuhnya dan membuatnya tidak berdaya.
Viral momen pilu guru honorer berusia 53 tahun dan penderita stroke di Karawang, Jawa Barat, ikut tes PPPK. (Foto: Instagram/@@lambeturah_official)
Kendati demikian, ia tetap berjuang mengikuti tes PPPK untuk mengubah nasibnya. Meski telah berusia setengah abad, sang guru terlihat tetap memaksakan dirinya mengikuti tes tersebut di tengah kondisinya yang tidak memungkinkan.
ADVERTISEMENT
Kini, video viral tersebut telah dilihat lebih dari 400 ribu kali dan banyak warganet turut bersedih dengan kisah guru yang bersangkutan. Apalagi, banyak yang tak tega melihat guru honorer itu yang tertatih-tatih hingga menangis saat mengikuti ujian PPPK tersebut.
Sementara itu, usai heboh di media sosial, para warganet meminta menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, segera mengangkat nenek tersebut sebagai guru PPPK atau PNS lantaran kondisinya dianggap sudah tidak memungkinkan untuk mengikuti tes tersebut.
"Ya Allah sedihnya. Harusnya nggak perlu la tes tes tes, langsung lah Pak Menteri angkat jadi ASN para guru di pelosok-pelosok negeri yang sudah berumur 40 tahun ke atas," tulis @tytatytatyaspuspita.
"Mas menteri tak tergerak kah hatimu melihat ini? Angkat aja guru honor teh berdasarkan lama pengabdian. Ribet banget harus tes ini-itu dan passing grade yang begitu tinggi. Ibu guru yang seperti ini tetap akan kalah sama anak muda yang baru mengajar yang melek teknologi," sahut @g.i.t.h.a_.
ADVERTISEMENT
"Seharusnya yang mengabdi puluhan tahun kayak beliau yang diprioritaskan. Lah ini yang lulus baru ngajar 5 tahun ke bawah," timpal @chokypratamarompies. (fre)