Sedih! Video Ribuan Ikan Mati Mengambang di Danau Batur Bali akibat Belerang

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
28 Juli 2021 11:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ribuan ikan mati mengambang di Danau Batur, Bali. (Foto: @denpasar.viral/Instagram)
zoom-in-whitePerbesar
Ribuan ikan mati mengambang di Danau Batur, Bali. (Foto: @denpasar.viral/Instagram)
ADVERTISEMENT
Peristiwa memilukan yang terjadi di Danau Batur, Bali, baru-baru ini menuai sorotan publik. Pasalnya, ribuan ikan mati mengambang diakibatkan semburan belerang yang hingga kini masih terjadi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diketahui, dilaporkan Kanal Bali, air Danau Batur di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, berubah menjadi hijau sejak Rabu (14/7/2021). Perubahan warna air disebabkan semburan belerang dari lereng Gunung Batur.
Adapun imbas dari semburan belerang yang berkelanjutan hingga saat ini, ribuan ikan milik petani mati keracunan. Total, sampai sekarang sudah menyentuh sekitar 70 ton ikan nila yang mati.
Pemandangan yang memilukan dari matinya ikan-ikan di Danau Batur kemudian dibagikan akun @denpasar.viral pada Selasa (27/7/2021). Dalam video berdurasi kurang dari semenit tersebut, tampak ikan-ikan sudah mengapung di permukaan danau.
Ribuan ikan mati mengambang di Danau Batur, Bali. (Foto: @denpasar.viral/Instagram)
“Akibat semburan belerang yang masih terus terjadi hingga saat ini, membuat ribuan ikan di Danau Batur, Kintamani, mati,” kata akun pengunggah dalam keterangan video.
ADVERTISEMENT
Total ribuan ikan mujair dan nila dengan warna merah hingga hitam terlihat mengapung. Kebanyakan dari ikan-ikan tersebut tampak berukuran kecil, diperkirakan dewasa dan bukan saatnya dipanen.
Kepada Kanal Bali, I Wayan Sarma selaku Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP), menuturkan fenomena belerang itu terjadi setiap tahun. Hanya, pada sebelumnya, hembusan belerang berhenti di hari keempat atau paling lama seminggu.
Karena itu, ia mengaku tak bisa memprediksi fenomena tersebut yang terjadi kali ini. Juga disebutkan, peristiwa tersebut sudah terjadi dua kali tahun ini, yakni sebelumnya pada Februari 2020.
"Yang, biasanya 4 hari sampai seminggu sudah selesai. Kalau ini, 9 hari belum selesai tambah lagi sekarang ada laporan letusan baru, ini masalahnya," kata I Wayan Sarma.
ADVERTISEMENT
Kini, I Wayan Sarma hanya bisa berharap agar letusan belerang cepat berakhir supaya tak ada lagi kasus kematian ikan. Kerugian yang dialami petani pun tidak semakin membengkak.
Unggahan tersebut pun kini viral, ditonton dan disukai oleh ribuan orang. Beragam komentar diberikan warganet, kebanyakan yang merasa prihatin dengan nasib yang menimpa para ikan dan petani. (bob)