Sempat Miskin hingga Makan Telur Dibagi 8, Kisah Pria Pati Jadi Miliuner

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
8 September 2021 11:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengusaha sukses dulunya makan telur dibagi delapan. (Foto: @maswitjaksono/Instagram)
zoom-in-whitePerbesar
Pengusaha sukses dulunya makan telur dibagi delapan. (Foto: @maswitjaksono/Instagram)
ADVERTISEMENT
Cerita seorang pengusaha yang kini punya aset hingga triliunan rupiah baru-baru ini bikin heboh publik. Sebab, ia mengaku sempat hidup susah, bahkan sampai harus makan satu telur dibagi delapan orang.
ADVERTISEMENT
Pengalamannya dibagikan lewat akun Coach Yudi Candra di YouTube, pada 11 September 2020. Dalam video berdurasi 56 menit 49 detik tersebut, pria bernama Witjaksono menceritakan pengalamannya sebelum jadi pebisnis yang punya puluhan perusahaan.
Ketika itu, sang ayah bekerja sebagai pegawai negeri golongan 2A yang bertugas sebagai pengantar surat hingga tukang sapu halaman. Sementara sang ibu mencari nafkah sebagai buruh pabrik kacang, sehari-hari mengangkut karung 50 kg.
Merupakan anak bungsu dari enam bersaudara, beberapa kali Witjaksono mengaku kesulitan makanan. Hanya nasi, kecap, dan kerupuk, serta satu butir telur yang dibagi menjadi delapan bagian yang mengisi perut keluarganya.
Pengusaha sukses dulunya makan telur dibagi delapan. (Foto: @maswitjaksono/Instagram)
“Setiap hari kita tuh makan ya, Bro, memakai telur saja itu sudah bonus. Jadi setiap hari saya makannya nasi, dikasih kecap atasnya, sama kerupuk," imbuhnya. "Satu telur itu dibagi delapan. Karena kita berenam, saya anak paling kecil,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Makanan enak seperti daging ayam, menurut pria yang sekarang menjabat sebagai ketua Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) tersebut, adalah suatu hal yang langka. Biasanya hanya setahun sekali, itupun saat Lebaran.
Lantaran kondisi tersebut, pria berusia 40 tahun itu sudah mencari uang sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ketika masih 6 tahun, Witjaksono yang sekolah di tempat sama dengan anak pejabat berjualan mainan.
Kelereng, kartu bergambar, hingga ikan hias laris dijual olehnya. Meski begitu, Witjaksono cilik tak menghambur-hamburkan uang hasil jerih payahnya tersebut, tetapi justru menabungnya untuk beli buku.
Ketika kuliah, Witjaksono mulai bekerja jadi penjaga warnet. Uang yang didapat, juga dukungan keluarga, membuat Witjaksono mulai merintis bisnisnya sejak usia 23 tahun. Sembari mendapat sumber keuangan yang stabil, ia sambilan jadi pegawai bank.
ADVERTISEMENT
Dari ilmu yang didapat, dimulai dari nol, pada 2009 usaha Witjaksono membuahkan hasil. Ia mampu mengakuisisi sebagian besar saham PT DAJK. Berbekal latar belakang anak pesisir di Pati, pemahaman kemaritiman, dan modal 10 juta, ia mendirikan PT DPUM Tbk.
Mulanya berlokasi di Pati dan cuma menghasilkan puluhan ton, usaha tersebut terus berkembang. Kini, perusahaan tersebut memiliki empat ribu karyawan dan valuasi aset perusahaannya lebih dari 1,6 Triliun per Triwulan ketiga tahun 2016.
Pada tahun tersebut juga, perusahaan Witjaksono berhasil memproduksi 100 ton ikan per hari dengan daya simpan mencapai 25 ribu ton. Pria kelahiran 1981 itu pun viral dan jadi salah satu pengusaha muda berpengaruh di Indonesia.
Namanya kini masuk dalam Majalah Forbes Indonesia, terpilih jadi satu di antara lima "Local Champions 2017." Adapun Witjaksono dinilai sukses berkontribusi dalam peningkatan ekonomi negara lewat ekspor hasil pemberdayaan sumber daya lokal. (bob)
ADVERTISEMENT