Sepenggal Cerita yang Tersisa di Kampung Kebun Bayam

Warga terdampak proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) berada di rumahnya di Kampung Bayam, Jakarta Utara. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO

Barangkali akan terpikir sayuran hijau jika mendengar seseorang menyebut Kampung Kebun Bayam. Namun, jika menjejakkan kaki di sebuah kampung di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, hanya ada puing-puing bangunan berserakan.

Hanya tinggal beberapa bangunan saja yang masih berdiri. Itu pun seperti tak layak huni.

Tak ada riuh suara anak-anak yang dengan gembira bermain. Justru lebih riuh suara para pekerja yang tengah merampungkan pengerjaan sebuah proyek besar di lokasi tak jauh dari kampung tersebut.

Warga terdampak proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) beraktivitas di Kampung Bayam, Jakarta Utara, Kamis (3/9). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO

Dulu, setidaknya 700-an kepala keluarga mendiami Kampung Kebun Bayam. Namun, kini tersisa hanya sekitar 76 saja.

Puing-puing bangunan yang kini berserakan itu menjadi saksi bisu bahwa Kampung Kebun Bayam dulunya dikenal sebagai komunitas urban farming yang berhasil. Hanya saja, perkebunan yang subur itu sekarang tergantikan oleh bangunan beton yang begitu kokoh.

Kampung itu kini ditinggalkan secara bertahap sejak beberapa tahun terakhir. Tidak mudah tentunya bagi mereka untuk meninggalkan begitu saja Kampung Bayam dan sejuta kenangannya.

Sisa kehidupan Kampung Bayam, Papanggo, Jakarta Utara yang sebentar lagi akan tergantikan oleh bangunan Jakarta International Stadium (JIS). Foto: kumparan

Lantas, seperti apa kisah Kampung Kampung Bayam di hari-hari terakhirnya, serta berkenalan dengan warga lokal dan kisah kesehariannya.

Tonton Selamanya Warga Kampung Kebun Bayam, eksklusif di Cerita Urban+!