Studi: Vegetarian Lebih Berisiko Depresi Ketimbang Pemakan Daging

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2022 9:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi vegan dan vegetarian. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vegan dan vegetarian. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Makanan yang dikonsumsi ternyata punya kaitan terhadap kesehatan mental. Sebuah penelitian baru-baru ini menyebut bahwa vegetarian lebih berisiko terkena depresi ketimbang pemakan daging.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Psychology Today, ada hubungan kompleks antara kesehatan mental dengan apa yang kita makan. Sejumlah pola makan dipercaya bisa meningkatkan risiko penyakit mental. Sebaliknya, kesehatan mental juga bisa memengaruhi pola makan yang berantakan.
Salah satu studi terbaru menemukan kaitan antara depresi dan pola makan vegetarian. Disebutkan, orang vegetarian akan lebih mudah terkena depresi ketimbang pemakan daging.
Ilustrasi Makanan Vegetarian || Sumber : Kumparan.com
Temuan tersebut merupakan hasil riset tim ilmuwan asal Jerman yang dipimpin Sebastian Ocklenburg. Dirilis dalam jurnal bertajuk Journal of Affective Disorders, penelitian tersebut menggunakan meta-analisis terhadap pola makan vegetarian dan depresi.
Meta-analisis yang menggunakan 13 studi empiris berbeda, mengumpulkan data skor individu melalui kuesioner dari 49.889 partisipan (8.057 vegetarian dan 41.832 non-vegetarian), untuk membandingkan vegetarian dan non-vegetarian.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, didapat perbedaan signifikan secara statistik antara vegetarian dan non-vegetarian. Vegetarian menunjukkan skor depresi lebih tinggi, menunjukkan suasana hati lebih tertekan, daripada non-vegetarian atau pemakan daging.
Hanya saja, korelasi bukanlah sebab-akibat. Dari partisipan yang diamati, tidak bisa ditentukan soal rasa depresi menyebabkan seseorang jadi vegetarian, atau mengenai vegetarian meningkatkan kemungkinan mengalami serial depresi.
Salad buah & sayur. Foto : shutterstock
Sementara studi longitudinal Michalak dan kolega pada 2012 silam, mengenai vegetarian dan depresi, kecemasan, dan gangguan somatoform, menunjukkan bahwa rasa depresi mungkin saja muncul lebih dulu ketimbang jadi vegetariannya.
Dalam penelitian tersebut, banyak orang yang mulai jadi vegetarian setelah didiagnosis gangguan mental. Jadi, penelitian Michalak menyebut vegetarian bisa juga tidak menyebabkan depresi.
Alih-alih, besar kemungkinan orang jadi vegetarian setelah timbul masalah pada kesehatan mentalnya. Ada tiga kemungkinan perilaku tersebut menurut Michalak dan rekan-rekannya, di antaranya:
ADVERTISEMENT