Viral Ortu Bakar Koleksi Merchandise K-pop Anak, Ahli Ungkap Dampak Psikologis

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
28 September 2022 10:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Orang tua membakar koleksi K-pop anak. (Foto: TikTok @cikatienn)
zoom-in-whitePerbesar
Orang tua membakar koleksi K-pop anak. (Foto: TikTok @cikatienn)
ADVERTISEMENT
Buat penggemar K-Pop, salah satu kegiatan yang asyik dilakukan adalah mengumpulkan merchandise dan album dari idola mereka. Namun, apa jadinya bila koleksi K-Pop tersebut malah dibakar oleh orang tua sendiri?
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini kisah tersebut viral. Sebuah video memperlihatkan orang tua di Malaysia tega membakar koleksi barang-barang K-pop milik anaknya, dibagikan lewat akun @cikatienn di TikTok, kemudian diunggah ulang ke berbagai media sosial termasuk Twitter.
Dalam video berdurasi 1 menit 28 detik tersebut, berawal dari sang anak tampak menangis mendapati koleksi K-pop miliknya sudah tidak ada di meja. Ia kemudian diberi tahu bahwa koleksi yang dibelinya mahal itu sudah dibakar oleh orang tuanya.
Dibawalah kemudian gadis perempuan itu ke tempat pembakaran. Sambil tertunduk, gadis berjilbab putih itu berusaha mengumpulkan sisa-sisa koleksi yang kondisinya masih lumayan. Sayang, kebanyakan sudah jadi abu.
Jelas video tersebut viral hingga ditonton lebih dari 3 juta kali serta direspons ratusan ribu orang. Kebanyakan yang bersimpati dengan gadis tersebut, sementara tak sedikit mengecam aksi sang orang tua.
ADVERTISEMENT
"Kalau Anda tak bisa jadi orang tua yang mendukung, Anda bisa bicara pelan-pelan sebelum bertindak membakar semua barang. Plus ada barang punya temannya lagi. Kalau tak suka K-pop dalam rumah, suruh saja jual lagi," ujar @tinybamtyun.

Bisa berdampak buruk menurut ahli

Ilustrasi hobi | Foto: Pexels/cottonbro
Cara orang tua membakar koleksi anak jelas tidak disarankan oleh ahli. Mengutip dari Education World, cara tersebut justru bisa berdampak buruk terhadap pertumbuhan anak, terutama dalam hal psikologi.
Pasalnya, hobi disebut dapat mengembangkan manajemen waktu, rasa percaya diri, dan berkontribusi pada pendidikan holistik anak. Karena itu, orang tua yang melarang hobi disebut membuat prestasi akademis anak kurang meningkat.
Karena itu, sebaiknya orang tua menyediakan lingkungan yang progresif dan mendukung di rumah. Hal tersebut memungkinkan anak bisa mengambil keputusan tepat di masa depan. Adapun cara memelihara hobi anak di antaranya sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
(bob)