42 Persen Penularan COVID-19 di Jatim karena Orang Tanpa Gejala

Konten Media Partner
8 Juli 2020 6:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dok. Humas Prov. Jatim
zoom-in-whitePerbesar
Dok. Humas Prov. Jatim
ADVERTISEMENT
Jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 di Jawa Timur hingga Selasa 7 Juli 2020 ada 14.578 orang. Dari jumlah tersebut, 6.573 pasien dari Surabaya. Menurut ahli epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo, 42 persen penularan COVID-19 di Jawa Timur berasal dari OTG alias orang tanpa gejala.
ADVERTISEMENT
"Tinggi sekali penularan dari OTG. Mereka merasa baik-baik saja, jadi tidak terdeteksi. Mereka tidak sadar kalau bawa virus dan menularkan ke orang-orang yang punya komorbid (penyakit penyerta). Penularan dari OTG ini yang tertinggi di Jatim," kata Windhu Purnomo saat dihubungi Basra Selasa (7/7) malam.
Bila penularan COVID-19 dari OTG sebanyak 42 persen, penularan dari PDP sebanyak 37 persen, dan ODP sebanyak 8 persen. "Ada juga yang penularannya nggak diketahui dari mana itu sebanyak 13 persen," kata Windhu.
Karena itu Windhu berharap Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim bisa mengungkap lebih banyak kasus penularan dari OTG melalui tes PCR (polymerase chain reaction).
Pixabay
Menurut Windhu, jumlah ideal tes PCR yang bisa digelar dalam seminggu adalah 1.000 pemeriksaan per 1 juta penduduk. Artinya kalau di Jatim ada 40 juta penduduk, maka tes PCR harus bisa menjangkau 40 ribu orang setiap minggu atau per hari rata-rata 5.700 pemeriksaan PCR.
ADVERTISEMENT
Tak lupa, Windhu juga berharap di dalam revisi Perwali tentang penanganan COVID-19 juga dimasukkan sanksi tegas dan denda agar terbentuk kesadaran diri di masyarakat.
"Sebanyak apapun jumlah bed yang ditambah, kalau masyarakat tidak disiplin jalankan protokol kesehatan, ya sama saja. Penularan akan terus terjadi, rumah sakit antri, tenaga medis kewalahan. Karena itu saya harap ada denda dan punishment lebih tegas untuk masyarakat yang tidak pakai masker dan yang masih berkerumun," kata Windhu.