Agar Tak Jadi Korban, Kenali Bentuk Bullying yang Kerap Dialami Remaja

Konten Media Partner
30 Juni 2022 15:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Kasus bullying atau perundungan masih sering terjadi di Indonesia. Bahkan baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan pemberitaan mengenai kasus bullying terhadap siswa SMP hingga merenggut nyawa sang korban.
ADVERTISEMENT
Tiara Diah Sosialita MPsi Psikolog, mengatakan, kasus bullying, utamanya pada remaja, yang menyebabkan terenggutnya nyawa korban sebenarnya sangat banyak terjadi. Namun, layaknya gunung es, tidak banyak kasus-kasus ini yang mendapat atensi dari masyarakat luas.
Lantas apa penyebab kasus bullying marak terjadi pasa remaja?
Menurutnya, secara psikologis, bullying dapat dipicu sikap-sikap negatif seperti perasaan iri, dendam, dan permusuhan antar remaja.
Dari sisi pelaku, biasanya bullying dilakukan karena kepercayaan diri mereka yang cenderung rendah. Bullying menjadi sarana si pelaku untuk mencari perhatian orang-orang di sekitarnya.
“Asumsi mereka, dengan mem-bully orang lain mereka akan merasa puas, lebih kuat, serta menjadi lebih dominan,” ucapnya, Kamis (30/6).
Selain itu, pengaruh negatif media juga bisa menjadi faktor penyebab bullying. "Berbagai tindakan kekerasan di televisi atau internet dapat menjadi inspirasi bagi para remaja untuk melakukan tindakan kekerasan bahkan tanpa alasan yang jelas sekalipun," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Guna mencegah perilaku bullying pada remaja, Tiara menekankan pentingnya para remaja mengetahui bentuk-bentuk tindakan bullying itu sendiri.
Pada remaja, umumnya bullying dapat dilakukan dalam bentuk verbal (mencemooh, membentak, mencela), fisik (menendang, memukul, meludahi), relasional (mengabaikan, mengucilkan), serta dalam bentuk cyberbullying.
“Kalau sudah mengenal bentuk-bentuk bullying, jika merasa mereka melakukan bullying maka perlu untuk berhenti. Dan sebaliknya, jika seseorang menyadari bahwa ia korban bully, ia perlu melakukan langkah-langkah untuk tidak membiarkan (tindakan) bully itu terus,” pungkasnya.