Anak Main Bersama dengan Teman Bisa Picu Penularan COVID-19 Klaster Keluarga

Konten Media Partner
19 Juli 2021 6:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Andriyanto
Berdasarkan laporan Komite Penanganan COVID-19 Nasional, seperti diungkapkan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, per 14 Juli 2021, tercatat jumlah kasus terkonfirmasi positif di Jawa Timur sebanyak 203.372 kasus (7,6 persen kontribusi nasional), dengan 17.794 kasus pada anak-anak (di bawah usia 18 tahun).
ADVERTISEMENT
"Dari 203.372 kasus positif COVID-19 di Jawa Timur, terdapat 14.445 jiwa yang meninggal dunia. Dan jumlah jiwa yang meninggal tersebut, 84 jiwa di antaranya anak-anak dengan rincian 43 anak usia 0-5 tahun dan 41 anak usia 6–18 tahun," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Andriyanto, kepada Basra, (18/7).
Lebih lanjut Andriyanto mengungkapkan, kejadian lonjakan kasus COVID-19 di Jawa Timur ini banyak terjadi pada klaster keluarga. Klaster keluarga adalah penyebaran virus corona yang berasal dari anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah. Biasanya, penyebaran berawal dari seseorang yang sudah lebih dahulu tertular lalu menularkannya pada anggota keluarga lain.
"Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan klaster keluarga semakin masif antara lain membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek atau perumahan tanpa protokol kesehatan. Kegiatan berkumpul warga pun menjadi cara virus corona menyebar dari satu orang yang terinfeksi ke orang lain dengan mudah. Sebab, biasanya saat warga sudah berkumpul, jaga jarak sulit sekali diterapkan," jelas Andriyanto.
ADVERTISEMENT
Melakukan liburan, piknik atau jalan-jalan ke tempat publik yang ramai, kata Andriyanto, juga meningkatkan risiko klaster keluarga bisa terjadi. Sebab, anggota keluarga berpotensi membawa virus saat kembali ke lingkungan rumah atau warga.
"Anak-anak kita harus kita lindungi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari klaster keluarga virus corona, antara lain protokol kesehatan COVID-19 sebaiknya juga dilakukan di dalam rumah, apalagi kalau ada keluarga yang baru beraktivitas di ruang publik," paparnya lagi.
Memastikan sirkulasi udara di dalam rumah berjalan dengan baik, dengan cara sering membuka jendela maupun pintu agar udara bisa bergantian, juga menjadi cara untuk meminimalisir terjadinya klaster keluarga.
Dikatakan Andriyanto, walaupun sesama anggota keluarga, durasi dalam berinteraksi juga sebaiknya dibatasi termasuk tetap melakukan physical distancing. Menggunakan alat makan yang berbeda dan segera cuci alat makan setelah menggunakannya.
ADVERTISEMENT
Berikutnya untuk menekan munculnya klaster keluarga dengan cara menerapkan gaya hidup sehat agar tidak mudah terserang virus, termasuk berolahraga dan mengonsumsi makanan serta minuman sehat.
"Mari jaga diri kita, anak kita dan keluarga kita dari penyebaran COVID-19 yang berbahaya ini," pungkasnya.