Anak Perlu Memiliki Karakter Resiliensi Sejak Dini

Konten Media Partner
13 Desember 2019 13:07 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pernah tahu bola bekel kan? Bola berukuran kecil yang bila dilempar ke bawah akan memantul ke atas lebih tinggi. Begitulah ilustrasi dari karakter resiliensi yang perlu ditanamkan pada anak-anak sejak dini.
ADVERTISEMENT
Menurut psikolog ternama Karen Reivich dan Andrew Shatte, resiliensi adalah kemampuan beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit.
Apalagi sekarang ini kita hidup di era VUCA World yang selalu bergerak (volatile), tidak pasti (uncertain), kompleks (complex), dan ambigu (ambigous). Perubahan terjadi serba cepat, penuh ketidakpastian, dan sangat kompetitif.
Nadya Pramesrani, Psikolog Keluarga dari Rumah Dandelion mengungkapkan anak akan dihadapkan dengan berbagai tantangan dari luar, mulai dari isu sosial, sampai perubahan iklim, tidak terkecuali tantangan dari dalam dirinya sendiri. Oleh karena itu selain kemampuan akademis, anak perlu diasah sejak dini untuk memiliki ketangguhan.
Nadya Pramesrani (kiri). Foto : Masruroh/Basra
"Selain ketangguhan dari sisi fisik berupa daya tahan tubuh yang kuat, penanaman karakter sejak dini juga perlu dilakukan. Karakter inilah yang dinamakan dengan resilient, yaitu kemampuan untuk menghadapi tantangan serta memiliki mental untuk bangkit jika menemui kegagalan," jelasnya, Jumat (13/12).
ADVERTISEMENT
Ia lantas menjelaskan penelitian dalam 50 tahun terakhir menemukan bahwa masa anak-anak usia dini ini adalah waktu yang paling tepat dalam memahami dan mengembangkan resilient. Salah satu cara mengembangkannya yaitu melalui pengalaman yang bermakna atau purposeful exposure.
Memberikan pengalaman, kata dia, bisa dilakukan orang tua dengan sengaja memberikan tantangan-tantangan yang sesuai dengan usia dan kapasitas anak.
Sehingga anak tahu batas dan kemampuan dirinya, dan apa yang ia miliki untuk menghadapi masalah.
"Hal ini perlu dilakukan agar anak terbiasa menghadapi tantangan dan ketidakpastian dan fokus pada cara penyelesaian yang paling efektif," tukasnya.