Aplikasi Curhatin, Bantu Atasi Kesehatan Mental di Tengah Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
12 Mei 2020 12:42 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bagas Juwono Priambodo menunjukkan prototipe aplikasi Curhatin. Foto-foto: Dok.pribadi
Tak bisa dipungkiri kalau saat pandemi seperti ini banyak orang mengalami depresi tanpa disadari. Salah satunya, muncul kekhawatiran berlebih yang bisa memicu keadaan fatal pada sistem saraf, menyebabkan nyeri otot, hingga membuat jantung memburuk.
ADVERTISEMENT
Berawal dari hal itu, tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan aplikasi layanan konsultasi psikologi online bernama Curhatin.
Ketiga mahasiswa dari Departemen Teknik Informatika itu adalah Bagas Juwono Priambodo, Ihdiannaja, dan Yuki Yanuar Ratna.
Bagas Juwono ketua tim mengatakan bahwa masyarakat Indonesia masih kurang peduli terhadap kesehatan mentalnya. Banyak dari masyarakat yang menganggap bahwa konsultasi kesehatan mental bukanlah hal penting.
"Bahkan ada pula dari mereka yang malu untuk memeriksakan kesehatan mentalnya. Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, masyarakat belum sadar akan pentingnya kesehatan mental mereka," ucap mahasiswa yang akrab disapa Bano ini, Selasa (12/5).
Bano menjelaskan, aplikasi berbasis android mobile ini telah dilengkapi dengan berbagai layanan psikologi yang dapat membantu masyarakat. Diantaranya adalah tips anti stres, konsultasi dengan pakar psikologi, metode stress healing, stress monitoring, dan pencatatan jurnal pribadi.
ADVERTISEMENT
Untuk layanan konsultasi dengan pakar psikologi, dapat dilakukan dengan cara berkirim pesan, telepon, dan telepon video (video calling). Masyarakat dapat bebas memilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
"Kami berencana untuk berkoordinasi dengan Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI). Terus untuk beberapa fitur lainnya juga akan kami sajikan dalam bentuk video dan artikel," ujar mahasiswa semester enam ini.
Ke depan, Bano dan tim menargetkan kurang lebih sekitar bulan Juli atau Agustus mendatang, aplikasi Curhatin ini sudah dapat direalisasikan. Bahkan mereka juga akan menentukan tentang ada tidaknya biaya dan metode layanan konsultasi dengan pakar psikolog ketika menggunakan aplikasi tersebut.
"Karena sampai saat ini kami belum memutuskan masalah biaya dan metode ini. Dengan adanya aplikasi ini, semoga dapat membantu masyarakat agar lebih peduli lagi pada kesehatan mentalnya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Berkat ide tersebut, aplikasi Curhatin karya Bano dan tim berhasil dinobatkan sebagai 17 Ide Terbaik dari 5.590 ide dari seluruh Indonesia dalam kompetisi COVID-19 INA IDEAthon yang diadakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).