news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Asesmen Nasional Jadi Pengganti Ujian Nasional, Ini Beda Keduanya

Konten Media Partner
13 September 2021 12:55 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berencana memberlakukan Asesmen Nasional (AN) pada 2021.
ADVERTISEMENT
Program yang rencananya akan dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2021 ini dirancang tidak hanya sebagai pengganti ujian nasional dan ujian sekolah berstandar nasional saja, namun sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan.
Menanggapi hal itu, Direktur Pendidikan SAIM, Aziz Badiansyah mengatakan secara pribadi pihaknya sangat setuju jika ujian nasional dihilangkan.
Namun di sisi lain, pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus punya tolak ukur untuk memberikan evaluasi bagi pihak sekolah.
"Sejak awal kami tidak sepakat dengan ujian nasional, karena ini hanya memotret salah satu sudut atau sisi anak saja yaitu akademis. Padahal belajar tidak hanya itu. Asesmen nasional ini saya pikir lebih bagus," kata Aziz pada Basra, Senin (13/9).
Aziz menuturkan, adanya asesmen nasional ini tidak hanya melihat kemampuan anak dari satu sisi saja. Yakni aspek akademis. Melainkan juga dari sisi budaya, karakter anak di sekolah, hingga lingkungan belajar anak.
ADVERTISEMENT
"Karena asesmen nasional tidak hanya melihat dari sisi kemampuan akademis saja, tapi bagaimana budaya, karakter di sekolah, atau lingkungan belajar anak, dan bidang-bidang yang lain juga saya pikir lebih komprehensif. Dan harapannya hal ini benar-benar mencerminkan bagaimana kondisi sekolah," tuturnya.
Ia mengungkapkan, jika sekolah itu membangun sebuah peradaban. Sehingga knowledge, karakter harus dibangun di sekolah.
"Adanya asesmen ini mungkin untuk memotret bagaiman kondisi riil bagaimana pendidikan kita. Nah dari potret itu nanti kan akan kelihatan kurangnya bagaimana, sehingga pemerintah bisa membenahi," ungkapnya.
Bahkan ia mengaku jika pihaknya siap jika sewaktu-waktu asesmen itu dilakukan kepada para siswa.
"Insyaallah kami siap, kami yakin, karena salah satu adanya asesmen nasional kan AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Nah misi besar sekolah ini ada karena membangun karakter. Harapannya ya benar-benar kondisi riil siswa di sekolah bagaimana," pungkasnya.
Berikut perbedaan antara Ujian Nasional (UN) dan Asesemen Nasional (AN):
ADVERTISEMENT
1. Ujian Nasional digunakan untuk memetakan mutu pendidikan dengan mengevaluasi penguasaan tiap siswa terhadap materi pembelajaran berdasarkan kurikulum. Sementara Asesemen Nasional digunakan untuk memetakan mutu sistem pendidikan.
2. Asesemen Nasional tidak akan berpengaruh dengan kelulusan siswa dan konsekuensinya terhadap peserta ujian, sementara UN merupakan evaluasi prestasi individu siswa.
3. Hasil AN tidak dilaporkan secara individu seperti UN. Jika pada tahun-tahun lalu setiap selesai UN sekolah akan mendapat laporan nilai (skor) UN maka pada AN nilai (skor) individu tidak dilaporkan melainkan laporanya dalam bentuk profil sekolah dan daerahnya.
4. AN digunakan untuk mengukur penalaran siswa yang tentunya berbeda dengan UN yang digunakan untuk mengukur penguasaan materi pembelajaran berdasarkan kurikulum.
5. UN untuk mengevaluasi individu siswa yang berdampak pada sistem sedangkan AN yang dievaluasi adalah sistemnya.
ADVERTISEMENT
6. Peserta UN adalah peserta didik yang duduk di jenjang kelas terakhir setiap tingkat pendidikan, yaitu kelas 6 (SD/Sederajat), kelas 9 (SMP/Sederajat) dan kelas 12 (SMA/Sederajat). Sedangkan peserta AN adalah peserta didik terpilih pada jenjang kelas pertengahan pada tingkat satuan pendidikan. seperti kelas 5 (SD), kelas 8 (SMP) dan kelas 11 (SLTA).