ASI Bisa Jadi Obat Alergi Untuk Anak

Konten Media Partner
11 November 2019 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar oleh Sasin Tipchai dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Sasin Tipchai dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Penyebab alergi pada anak tak hanya disebabkan oleh makanan. Bisa juga karena anak mewarisi beberapa jenis alergi dari kedua orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Menurut dr. Septria Erlitarini SpA, spesialis anak dari MedicElle Clinic Surabaya, meski ada orang tua yang tidak memiliki faktor alergi, anak pun punya risiko mengalami alergi antara 5-15 persen.
Septria mengatakan, apabila salah satu dari ayah atau ibu memiliki alergi pada makanan tertentu, maka risiko alergi pada anak juga lebih besar. Sekitar 25 sampai 40 persen.
"Paling tinggi risiko alergi bisa terjadi sampai 60 persen. Apabila kedua orang tua memiliki alergi pada suatu makanan tertentu. Misalnya alergi udang," ungkapnya.
Septria mengatakan, alergi pada anak sebenarnya bisa dicegah dengan memberikan ASI (air susu ibu) selama enam bulan, jika usia anak di bawah dua tahun.
Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi.
ADVERTISEMENT
Mengutip IDAI, jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30 persen dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80 persen). Di samping itu, di dalam protein susu sapi terdapat beta laktoglobulin yang potensial menyebabkan alergi.
dr. Septria Erlitarini SpA
Menurunya, ASI dapat membentuk daya tahan tubuh pada anak, sehingga anak memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan alergen (penyebab alergi) yang masuk.
"Selanjutnya, pencegahannya bisa dilakukan dengan cara eliminasi, yaitu menghindari makanan menyebab alerginya," tambahnya.
Untuk memastikan anak sudah terhindar dari alergi. Bisa dilakukan fase pengenalan kembali makanan tersebut secara perlahan.
Karena, alergi pada anak di usia pertumbuhan ada peluang untuk sembuh.
"Setelah enam bulan, coba lagi dikenalkan makanannya. Kalau sudah tidak ada reaksi lagi bisa dikatakan sembuh. Kecuali kalau alergi itu muncul ketika dewasa memang sudah tidak bisa disembuhkan," pungkasnya. (Reporter : Amanah Nur Asiah)
ADVERTISEMENT