Bantu Atasi Sampah Popok di Sungai Brantas, Muslimat NU Produksi Popok Kain

Konten Media Partner
24 September 2020 7:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diperkirakan ada 3,2 juta popok sekali pakai yang digunakan warga di aliran sungai Brantas, Jawa Timur.
zoom-in-whitePerbesar
Diperkirakan ada 3,2 juta popok sekali pakai yang digunakan warga di aliran sungai Brantas, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Pencemaran sungai karena sampah popok di sepanjang aliran Sungai Brantas, Jawa Timur memang nyata adanya. Menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, 43 persen atau sekitar 16 juta warga Jatim bermukim di sepanjang aliran Sungai Brantas.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah tersebut, ada sekitar 808.382 bayi berusia 0-4 tahun di 15 kabupaten-kota yang hidup di dekat aliran Sungai Brantas. Sehingga diperkirakan, warga tersebut menggunakan 3,2 juta popok sekali pakai setiap harinya. Khofifah menyatakan, sampah popok tersebut sebagian besar berpotensi dibuang ke Sungai Brantas.
Untuk mengatasi pencemaran Sungai Brantas karena sampah popok, Muslimat NU Surabaya telah berkolaborasi dengan Common Seas Indonesia untuk mengenalkan pemakaian popok pakai ulang.
Common Seas merupakan organisasi nirlaba asal Bristol, Inggris, yang bekerja untuk mengurangi sampah plastik atau polusi sampah plastik di kawasan perairan dunia
“Akibat sampah popok bayi, air sungai Brantas semakin keruh dan saat musim kemarau terkadang berbau tidak sedap. Hal ini sangat disayangkan terlebih air Sungai Brantas merupakan bahan baku PDAM yang menyalurkan air bagi warga di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo,” ungkap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Pixabay
Khofifah mengatakan, sampah popok jadi persoalan serius karena mengandung bakteri E.Coli. Belum lagi, bahan baku popok yang terbuat dari plastik membuat sampah ini sulit diuraikan.
ADVERTISEMENT
Khofifah menyebut, popok pakai ulang hasil kerjasama Muslimat NU dan Common Seas ini berbahan kain yang memiliki harga terjangkau. Nantinya popok kain ini diproduksi oleh ibu-ibu Muslimat NU yang memiliki keterampilan menjahit. Harapannya, dengan penggunaan popok pakai ulang ini mampu mereduksi dan menekan laju sampah popok sekali pakai di Sungai Brantas.
“Ada 3 Kecamatan yang menjadi pilot project penggunaan popok ini. Semoga dalam kurun waktu dua tahun ke depan, program ini mampu mengurangi 1.350.500 popok sekali pakai yang mencemari lingkungan kita dan ibu-ibu akan mampu menghemat pengeluarannya minimal Rp 5.840.000 dari yang kebiasaan untuk membeli popok sekali pakai,” jelas Khofifah.
Khofifah berharap produk popok ini bisa diterima dengan baik oleh pasar dan bisa meningkatkan kapasitas produksi sehingga memberi kemanfaatan ekonomi bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT