Bayi Malas Minum dan Ogah Bergerak Bisa Jadi Hipotiroid Kongenital, Ini Tandanya

Konten Media Partner
17 Maret 2022 13:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Hipotiroid kongenital merupakan kelainan akibat kekurangan hormon tiroid yang terjadi sejak dalam kandungan. Kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan retardasi mental pada anak atau idiot.
ADVERTISEMENT
Kejadian hipotiroid kongenital di seluruh dunia mencapai 1: 3000 kelahiran. Sementara prevalensi penyakit hipotiroid kongenital di Indonesia cukup tinggi dengan perbandingan 1:2736 anak per tahunnya.
Lantas bagaimana agar hal tersebut tidak terjadi?
Dokter spesialis anak dengan subspesialis endokrinologi Dr Muhammad Faizi dr Sp A(K) mengatakan, satu-satunya cara untuk mencegah hipotiroid kongenital adalah dengan melakukan deteksi dini atau screening.
“Screening dapat dilakukan pada saat bayi berusia 48–72 jam. Hasil screening dapat dikonfirmasi pada saat ia berusia 14–30 hari,” kata Dr Faizi, Kamis (17/3).
Dr Faizi menjelaskan, bayi yang mengidap penyakit hipotiroid kongenital pada awalnya akan terlihat normal seperti pada biasanya. Namun, lama-kelamaan ia akan menjadi malas minum, malas gerak, lalu tampak gejala-gejala lainnya seperti pembengkakan pada wajah dan lidah, suara serak, hingga hernia umbilikal (usus terpotong).
ADVERTISEMENT
“Kalau kita menjumpai anak sudah mendapatkan gejala, itu artinya kita terlambat,” jelasnya.
Menurutnya, anak yang mengidap hipotiroid kongenital, harus mendapatkan terapi penggantian hormon (sulih hormon) seumur hidup.
Dimana pengobatan hipotiroid kongenital harus dilaksanakan secepat mungkin. Pasalnya, keterlambatan terapi dapat menurunkan potensi IQ anak sebanyak lima sampai sepuluh poin.
"Yang terpenting adalah apabila anak tersebut tidak terdeteksi sejak dini, maka bisa dipastikan anak ini akan tumbuh menjadi seorang yang retardasi mental atau idiot," tuturnya.
Ia mengungkapkan, kelainan yang diakibatkan hipotiroid kongenital bersifat irreversibel atau tidak bisa pulih kembali. Bahkan fungsi luhur dan intelektualnya akan terganggu.
"Screening hipotiroid kongenital ini sudah dilakukan sejak awal tahun tujuh puluhan. Pada negara maju sudah menjadi wajib, mandatory pada setiap bayi lahir. Kita sekarang juga sedang gencar untuk mempromosikan agar anak-anak Indonesia juga harus dilakukan screening hipotiroid kongenital pada setiap bayi lahir," pungkasnya.
ADVERTISEMENT