Belajar Sabar dengan 'Jangan Marah', Jam Tangan Anti Marah

Konten Media Partner
19 September 2019 10:49 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Pixabay.
ADVERTISEMENT
Ralph Waldo Emerson pernah mengatakan, for every minute you are angry, you lose sixty seconds of happiness. Artinya kira-kira begini, setiap menit yang kamu habiskan untuk rasa marah, saat itu juga kamu kehilangan 60 detik untuk bahagia.
ADVERTISEMENT
Tak ingin ada orang yang terjebak rasa marah berlama-lama, Fariz Haqani Ilham dan Sasikirana Permadani membuat inovasi 'Jangan Marah' atau jam tangan anti marah.
"Orang marah itu harus diingatkan. Supaya mereka bisa mengontrol amarahnya. Mengingat banyak efek negatif dari marah," ucap Fariz ketika ditemui Basra usai mengikuti Surabaya Young Scientists Competition 2019 (13/9).
Fariz dan Sasikirana. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
Untuk mengidentifikasi seseorang yang sedang marah, Fariz menggunakan acuan detak jantung. Dimana detak jantung normal usia 7-12 tahun adalah 75-110 denyut per menit (BPM), sedangkan remaja-dewasa adalah 60-110 denyut per menit (BPM).
"Prinsip kerja dari alat ini ketika detak jantungnya meningkat 10-15 persen dari detak jantung normal, jam pengingat ini akan mengeluarkan bunyi yang sangat keras. Bunyi itu akan berhenti ketika orang yang marah tadi juga berhenti marah," jelas siswa yang dududk di bangku kelas 7 SMP Al Azhar 13 Surabaya ini.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pembuatannya, Fariz menggunakan perangkat ardiuno untuk programming, lalu memakai sensor detak jantung sebagai pendeteksi, dan buzzer yang berfungsi mengubah getaran listrik menjadi getaran suara.
"Untuk sensor detak dasarnya kami memggunakan prinsip photopletysmography. Dimana mendeteksi secara non-invasive perubahan volume dari setiap jantung yang berdetak pada jaringan pembuluh darah," kata Fariz.
Rangkaian jam tangan anti marah karya Fariz dan Sasikirana.
Fariz pun mengaku jika hasil penelitiannya ini telah diuji cobakan kepada keluarganya dan teman-teman sekolahnya. Dari hasil uji coba itu, menurut Fariz bunyi suara yang dihasilkan dari jam mampu meredakan amarah seseorang ketika marah.
Rasa marah yang sering terjadi dalam jangka panjang punya efek negatif seperti sakit kepala, serangan jantung, susah tidur, tekanan darah tinggi, hingga depresi.
Fariz berharap dia biaa merampungkan inovasinya dengan bentuk jam yang keren untuk dipakai. Karena inovasi Fariz dan Sasikirana baru berupa rangkaian saja. (Reporter : Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)
ADVERTISEMENT