Bonus dari Migrasi TV Analog ke Digital, Internet Cepat di Depan Mata

Konten Media Partner
4 Agustus 2021 7:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar oleh Vidmir Raic dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Vidmir Raic dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Bukan rahasia bila masyarakat Indonesia lebih suka menonton tayangan televisi dibanding membaca buku. Dalam hasil survei yang dilakukan Jakpat pada 1.205 responden di tanggal 12-13 Juli 2021 diketahui, 56 persen responden mengaku lebih banyak menonton televisi selama PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) berlangsung.
ADVERTISEMENT
Selain menonton televisi, empat aktivitas di urutan teratas selama PPKM adalah menonton video di Youtube (71%), mengakses Instagram (70%), mengakses Facebook (65%), dan membersihkan rumah (62%).
Jakpat Survey Report 2021
Banyaknya jumlah penonton televisi di Indonesia dan makin tingginya jumlah pengakses internet, membuat Kementerian Komunikasi dan Informatika RI harus menggagas solusi yang 'sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui'. Maksudnya, dalam sekali membuat program ada banyak tujuan yang bisa dicapai.
Salah satunya melalui program Analog Switch Off (ASO) dan peralihan ke televisi digital. Menurut Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur, A. Afif Amrullah, M.EI, program ASO punya manfaat yang besar untuk masa depan teknologi di Indonesia.
"Secara kualitas, televisi digital punya kualitas gambar bersih dan suara jernih dibanding televisi analog. Pilihan channel juga makin banyak dan variatif. Televisi analog kalau diakses masyarakat di wilayah pegunungan atau dekat perbatasan terluar Indonesia, itu pasti ada gangguan. Kalau sudah digital, kualitasnya tidak kalah dengan televisi berbayar," kata Afif, saat dihubungi Basra, Senin (2/8).
ADVERTISEMENT
Untuk mulai berpindah dari frekuensi analog ke digital memang butuh sosialisasi dan tahapan. Supaya masyarakat bisa menonton televisi digital, dibutuhkan adanya alat bantu bernama Set Top Box atau STB jenis Digital Video Broadcasting–Terrestrial Second Generation (DVB-T2) yang mendukung teknologi siaran TV digital di Indonesia.
"Jadi masyarakat mulai bisa membeli alat ini sebagai konverter. Harga STB DVB-T2 bervariasi tergantung merek dan fitur. Untuk kisaran STB mulai dari Rp 200 ribu. Bagi rumah tangga kurang mampu, nantinya ada bantuan STB gratis dari pemerintah," kata Afif.
Bonus dari perpindahan siaran televisi analog ke digital, kata Afif, bisa memberikan penghematan dalam hal penggunaan frekuensi. Harapannya, bila frekuensi 700 MHz yang dulu digunakan oleh televisi analog sudah kosong, maka frekuensi itu bisa diatur untuk mengoptimalkan layanan internet 4GHz dan menambah kecepatan internet 5GHz untuk broadband mobile.
Gambar oleh Andrés Rodríguez dari Pixabay
"Frekuensi itu kan ada AM, FM, UHF, ada yang dipakai untuk radar meteorologi, ada yang dipakai internet. Nanti kalau televisi analog sudah benar-benar dimatikan pada bulan November tahun 2022, Kemen Kominfo akan menata ulang frekuensi ini. Misalnya untuk radio pakai frekuensi dari sekian sampai sekian, lalu untuk penerbangan dari sekian sampai sekian, lalu televisi, dan layanan internet dari sekian sampai sekian," kata Afif.
ADVERTISEMENT
Dengan jaringan internet berkecepatan tinggi seperti 5 GHz atau 5G, proses download file bisa mencapai 1 Gbps. Menurut data dari Speedtest tahun ini, kecepatan internet 5G di Oslo, ibu kota Norwegia, mencapai 526,74 Mbps.
Kelebihan lain dari televisi digital menurut Afif adalah tidak memerlukan akses internet. "TV digital tidak sama dengan TV online atau streaming meski sama-sama menggunakan metode digital. TV digital ini tidak pakai kuota internet. Tinggal beli STB jenis DVB-T2 maka pemerataan siaran televisi yang berkualitas bisa dirasakan di seluruh daerah," kata Afif.
Di Surabaya, dari 21 channel TV yang ada saat ini hanya akan tersisa lima yaitu SCTV, GTV milik MNC TV, TVRI, Trans TV, dan Metro TV. "Nanti TV lokal bisa tetap bersiaran tapi dengan cara sewa kanal ke lima stasiun TV tadi. Karena teknologi digital, kalau dulu 1 frekuensi hanya bisa dipakai 1 stasiun TV, maka saat digital bisa dipakai bersama kurang lebih 5-6 stasiun TV. Semakin efisien," tutur Afif.
ADVERTISEMENT
Adapun tahap pertama migrasi dari analog ke TV digital paling lambat dilakukan pada 17 Agustus 2021. Ke-15 daerah yang ikut tahap pertama adalah Aceh-1 (Kab. Aceh Besar, Kota Banda Aceh), Kepulauan Riau-1 (Kab. Bintan, Kab. Karimun, Kota Batam, Kota Tanjung Pinang), Banten-1 (Kab.Serang, Kota Cilegon, Kota Serang), Kalimantan Timur-1 (Kab. Kutai Kartanegara, Kota Samarinda, Kota Bontang), Kalimantan Utara-1 (Kab. Bulungan, Kota Tarakan), dan Kalimantan Utara-3 (Kab. Nunukan).