Buka Puasa dengan Gorengan Picu Naiknya Kolesterol

Konten Media Partner
20 April 2022 10:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Istockphoto.
zoom-in-whitePerbesar
Istockphoto.
ADVERTISEMENT
Saat puasa Ramadan, gorengan menjadi salah satu jajanan yang paling banyak diburu masyarakat untuk dijadikan takjil.
ADVERTISEMENT
Di balik kelezatannya, Ahli Gizi Unair, Lailatul Muniroh SKM M Kes mengungkapkan, efek keseringan makan gorengan dapat berdampak pada kesehatan karena bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, obesitas dan diabetes tipe 2.
“Walaupun tidak ada larangan mengonsumsi gorengan. Tetapi perlu diperhatikan kapan waktu konsumsinya, dan seberapa banyak,’’ ungkap Lail, Rabu (20/4).
Lail menuturkan, makanan yang mengandung minyak goreng memiliki kandungan lemak jenuh sehingga meningkatkan kadar Low-Density Lipoprotein (LDL) atau yang dikenal sebagai lemak jahat dan menurunkan High-Density Lipoprotein (HDL) atau lemak baik.
Hal itu memicu tingginya kolesterol yang dapat membentuk plak pada pembuluh darah arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Selain itu, konsumsi gorengan berlebih juga meningkatkan risiko obesitas, karena kandungan kalori akan lebih banyak pada makanan yang digoreng.
ADVERTISEMENT
“Obesitas sendiri sebagai salah satu faktor risiko penyakit diabetes melitus tipe dua, penyakit jantung, dan beberapa penyakit degeneratif lainnya,’’ tuturnya.
Selain meningkatkan risiko penyakit degeneratif, tingginya lemak trans dalam makanan gorengan juga memicu masalah kesehatan kulit. Dalam hal ini, lemak trans menyebabkan kulit mudah mengalami respons inflamasi atau peradangan.
Di samping itu, dampaknya juga meningkatkan produksi sebum atau zat berminyak yang dihasilkan oleh kelenjar minyak di kulit yang berwarna kekuningan. Sehingga hal ini bisa memunculkan banyaknya minyak dan komedo di wajah.
“Kulit menjadi lebih kusam dan berjerawat karena oksidasi dari minyak,’’ imbuhnya.
Berkaitan dengan obesitas yang kerap terjadi, penderita tak jarang mengalami kulit kering serta gangguan keseimbangan hormon. Pasalnya keseringan makan gorengan juga bisa mengurangi cairan di lapisan kulit.
ADVERTISEMENT
“Hal ini dapat memicu kondisi acanthosis nigricans yang membuat area lipatan tubuh menjadi gelap,’’ kata Lail.
Sementara terkait pengemasan yang dilansir dari akun instagram resmi @bpom_ri, penggunaan kertas atau koran bekas sebagai pembungkus gorengan dinilai tidak aman. Karena adanya unsur timbal dari tinta yang dapat terlepas atau terikut ke dalam makanan.
"Akibat dari keracunan timbal yang masuk ke tubuh bisa mengganggu sistem saraf pusat maupun saluran cerna," pungkasnya.