Bukan Calistung, Kemampuan Ini Lebih Penting untuk Anak Prasekolah

Konten Media Partner
1 Maret 2019 9:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. Dr. Anita Lie, M.A., Ed.D
zoom-in-whitePerbesar
Prof. Dr. Anita Lie, M.A., Ed.D
ADVERTISEMENT
Bukan kemampuan calistung (baca-tulis-hitung) yang perlu disiapkan orang tua sebelum menyekolahkan anak. Ada keterampilan lain yang lebih penting menurut Prof. Dr Anita Lie, M.A., Ed.D, ahli kurikulum dan praktisi pendidikan, dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UWKMS).
ADVERTISEMENT
''Anak yang sudah bisa bersosialisasi, bisa berbagi, yang sudah bisa meminjamkan mainan atau bukunya untuk teman lain, umumnya sudah siap bersekolah,'' kata Prof Anita kepada Basra (27/2).
Sebelum bersekolah, anak juga harus bisa mengungkapkan ekspresi verbal seperti mengucap maaf, meminta tolong, menyampaikan terima kasih, atau menyampaikan maksud seperti 'boleh saya pinjam?'.
''Termasuk mengajarkan anak tentang ekspresi pertahanan diri menghadapi teman yang suka memukul atau bertindak semena-mena. Sebelum mulai sekolah anak perlu diajarkan tindakan melindungi diri tapi tidak membalas kekerasan dengan kekerasan,'' kata Prof Anita.
Kemampuan semacam ini dinilai Prof Anita lebih penting dari sekadar calistung yang pasti bisa dikuasai anak dalam waktu beberapa bulan saja.
Strategi Menghadapi Anak yang Mengalami Kecemasan Berlebih
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang belum bisa mengatasi separation anxiety atau terlalu cemas berpisah dengan orang tua, umumnya belum siap bersekolah. Inilah kesimpulan Prof. Dr Anita Lie, M.A., Ed.D, ahli kurikulum dan praktisi pendidikan, dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UWKMS).
Melihat kondisi anak yang seperti ini, anak bisa pelan-pelan dilatih dengan beberapa strategi. Misalnya menggunakan permainan 'Cilukba'. Kata Prof Anita, Cilukba itu permainan sederhana tapi memberi refleksi yang bagus untuk anak. Anak akan mengerti kalau saat seseorang tidak tampak di hadapannya bukan berarti mereka hilang. Mereka hanya berada di tempat berbeda dan akan bertemu lagi.
Selain itu, Prof Anita menyarakan agar anak-anak tidak perlu dibohongi ketika orang tua akan pergi meninggalkan mereka di sekolah. Justru latih anak mengenal time frame berdasarkan aktivitas mereka. ''Anak usia prasekolah belum bisa membaca jam. Jadi gunakan time frame seperti 'nanti ketemu mama lagi waktu kamu makan siang ya' Dengan begitu anak tahu dia tidak sedang ditinggal begitu saja,'' kata Prof Anita. (Reporter : Windy Goestiana)
ADVERTISEMENT