Butuh 9 juta SDM untuk Wujudkan Indonesia Emas di Tahun 2045

Konten Media Partner
28 Maret 2022 11:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto.
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kondisi pandemi di Indonesia mulai menunjukkan angka penurunan. Bahkan hal ini juga diikuti dengan tren pemulihan ekonomi yang semakin baik.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto menyapaikan, bahwa proyeksi ekonomi global masih menujukan tren pemulihan dan penanganan kasus COVID-19 dengan menujukan hasil yang baik.
Meski demikian, Airlangga menyebut, masih terjadi kenaikan inflasi global yang memicu sejumlah negara melakukan normaslisasi kebijakan moneter, serta ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa antara Rusia dan Ukraina.
"Di tengah ketidakpastian tersebut, kita patut syukuri, bahwa di tahun 2021, Indonesia mampu tumbuh 3,7 persen secara year on year (YoY) dan kita lihat bahwa sektor industri masih menjadi penopang dengan kontribusi PDB 18 persen dan pertumbuhan sekitar 4,90 persen di kuartal ke-4 2021," ucap Airlangga dalam Rakernas PP IKA ITS, Senin (28/3).
Menurutnya, pertumbuhan ini relatif lebih baik dibandingkan negara-negara tetangga seperti Vietnam yang tumbuh 2,6 persen, atau negara di Eropa seperti Jerman yang hanya 2,8 persen.
ADVERTISEMENT
Pencapaian ini, tak terlepas dari upaya pemerintah untuk terus menjalankan kebijakan hilirasi guna meningkatkan nilai tambah sumber daya alam (SDA) di dalam negeri dan terus mendorong sektor manufaktur di Indonesia.
Dimana upaya strategis ini memberikan dampak luas seperti peningkatan devisa dari ekspor, peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja serta menjadi sumber penerimaan negara.
"Sebagai contoh, pemerintah telah melakukan hilirisasi di sektor industri agro, mineral logam maupun CPO. Nilai tambah yang dihasilkan CPO mendekati 4 kali lipat, begitu pula dengan nikel yang mencapai 400 kali," jelasnya.
Airlangga juga menekankan terkait agenda persiapan Indonesia emas 2045. Menurutnya, kunci dari keberhasilan Indonesia emas adalah Indonesia harus mampu keluar dari status midle income trap.
Selain itu, Indonesia juga harus terus mendorong penciptaan sumber daya manusia unggul. "Tentu kita harus melampaui apa yang disebut sebagai middle income trap tahun 2035. Dan tentu kita harus mendorong agar penciptaan SDM unggul, kreatif, cakap digital dan mempunyai mental kewirausahaan," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Guna mewujudkan hal itu, pihaknya meminta kampus-kampus, termasuk dari ITS untuk mendukung pemerintah. Pasalnya, Indonesia memiliki banyak potensi ekonomi digital.
Diketahui, kontribusi perekonomian berbasis digital dari pengembangan potensi ini, ungkap Airlangga, bisa mencapai Rp 4.434 triliun atau 16 persen dari PDB. Namun ia menyebutkan, jumlah kewirausahaan dilihat masih terlalu kecil yaitu 3,4 persen.
"Dan Indonesia tentunya membutuhkan SDM-SDM dengan jumlah sebesar 9 juta sampai tahun 2030. Inilah yang menjadi tangangan agar perguruan-perguruan tinggi mampu mencetak sarjana yang digital literate," pungkasnya.