Cara Cikal Surabaya jadikan Sastra Indonesia Dicintai Remaja

Konten Media Partner
7 April 2021 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu karya sastra dari siswa Cikal Surabaya.
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu karya sastra dari siswa Cikal Surabaya.
ADVERTISEMENT
Disadari atau tidak sastra Indonesia kurang menarik minat remaja. Masih ada anggapan bahwa sastra Indonesia merupakan pelajaran yang berat dan monoton. Sekolah Cikal Surabaya mempunyai cara tersendiri agar sastra Indonesia dicintai siswanya terutama mereka yang berada di jenjang SMA.
ADVERTISEMENT
"Sastra Indonesia memang kurang familiar di kalangan remaja karena di pemikiran mereka sastra itu berat. Padahal jika didalami lagi sastra itu unik bahkan dapat mengajari anak berpikir kritis," ujar Hana Juniar Chabiba, Program Leader Indonesian Literature Sekolah Cikal Surabaya, kepada Basra, Rabu (7/4).
Agar dapat diterima anak didiknya, Hana memiliki metode tersendiri bagaimana mengajarkan sastra. Yang pertama menjadi perhatian Hana adalah minat dari anak didiknya, apakah dia suka membaca ataukah lebih tertarik pada musik?
"Kita lihat dulu minatnya anak-anak apa? Kemudian level kemampuan membaca mereka seperti apa, yang kita awali dulu dengan pembacaan puisi baru ke karya sastra seperti cerita pendek dulu," jelas Hana.
Sementara itu Muhammad Irfan Faisal, Program Leader Indonesian Literature lainnya mengungkapkan karya sastra merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Ada nilai-nilai dan pandangan-pandangan hidup yang dapat dijumpai dalam sebuah karya sastra. Sehingga penting untuk mengenalkan sastra kepada anak agar mereka tak melupakan budaya lokal.
"Sastra juga dapat merangsang kebiasaan suka membaca, kecerdasan linguistik, daya imajinasi, sekaligus perkembangan intelektual serta psikologi anak," tukas Irfan.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya Hana, Irfan juga mengakui mengenalkan indahnya sastra kepada anak tidak segampang mengenalkan komik, gim, atau film kartun. Perlu pendekatan khusus agar mereka tertarik dan tertantang.
"Kita bikin sastra ini menyenangkan buat anak-anak, misalnya ada kegiatan bikin video klip untuk musikalisasi sastra, atau kita nobar film yang diangkat dari karya sastra novel, yang biasa disebut ekranasi film," jelas Irfan.
Dalam pembelajaran karya sastra ini, lanjut Irfan, anak-anak diajarkan untuk lebih memahami apa itu puisi, cerpen, dan novel. Anak-anak juga akan diajarkan cara membuat puisi yang sesuai dengan kaidah yang ada. Selanjutnya mereka akan dilatih untuk bisa membaca puisi dengan teknik yang baik dan benar.
"Anak-anak cukup antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran karya sastra ini, mereka dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik," imbuh Irfan.
ADVERTISEMENT
Hana menambahkan program sastra Indonesia di Cikal Surabaya memiliki durasi tiga jam setiap minggunya. Baik Hana maupun Irfan selalu mengajak anak-anak untuk melakukan kegiatan yang menarik agar sastra tak membosankan.
"Kegiatannya juga nggak jauh dari hal-hal estetik, seperti musikalisasi puisi, bermain drama, dan menulis quote. Bisa juga bikin poster ataupun podcast," kata Hana.
Tak jarang anak didiknya membagikan tulisan, baik dalam bentuk caption, puisi, cerpen, atau sekadar quote yang mereka tulis di Instastory, bio media sosial, atau status mereka.
"Di Instagram misalnya, pas posting foto-foto mereka pasti bikin caption dengan kata-kata yang menarik. Itu saya lihat sudah ada bau-bau sastranya," tukasnya.
Perkembangan teknologi turut memberikan banyak peluang bagi remaja untuk belajar sastra. Mereka tak lagi harus berkutat dengan novel-novel dengan halaman yang tebal.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kan banyak aplikasi baca online, jadi anak-anak makin punya banyak pilihan media untuk belajar sastra," simpul Irfan.