Cara Kota Surabaya Tekan Angka Kematian akibat Corona

Konten Media Partner
9 April 2020 9:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Data : www.lawancovid-19.surabaya.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Data : www.lawancovid-19.surabaya.go.id
ADVERTISEMENT
Sejak 5 April sampai 8 April 2020, jumlah pasien positif COVID-19 di Surabaya jumlahnya tetap, ada 84 orang.
ADVERTISEMENT
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Surabaya, meski jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 1.056 orang dan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 416 orang, tapi kasus positif COVID-19 tidak berubah sejak tiga hari terakhir.
Selain itu, semakin banyak warga Surabaya yang sembuh dari virus COVID-19. Data terakhir menunjukkan, sebanyak 105 PDP dan 25 pasien positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh. Jumlah kesembuhan ini lebih besar dibanding warga yang dinyatakan positif COVID-19.
Ke-105 PDP yang dinyatakan sembuh ini berasal dari Surabaya Barat (20 orang), Surabaya Pusat (11 orang), Surabaya Selatan (31 orang), Surabaya Timur (26 orang), Surabaya Utara (17 orang).
Selain sembuh, ada 2 PDP dan 8 pasien positif COVID-19 yang dinyatakan meninggal dunia. Korban meninggal karena virus SARS-CoV-2 ini berasal dari Kelurahan Kedurus, Manyar Sabrangan, Bongkaran, Ketabang, Baratajaya, Pradah Kali Kendal, Gunung Anyar, Sidotopo, Darmo, dan Ngagel Rejo.
Tentu bukan hal mudah untuk menekan angka kematian pasien COVID-19. Sejumlah upaya dilakukan untuk menekan penyebaran virus Corona sekaligus meminimalisir angka kematian pasien COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Kita lakukan tracing (pelacakan) dan pengelompokan sesuai klaster penularan, serta melakukan blokir penularan COVID-19," ujar Kadinkes Kota Surabaya, Febria Rachmanita, saat dihubungi Basra (6/4).
Saat tracing dilakukan, pasien COVID-19 wajib memberikan informasi secara jujur dan jelas. Dari keterangan pasien itulah menjadi langkah penting untuk mengidentifikasi penyebab pasien tersebut terpapar COVID-19 dan menghentikan penularan ke lebih banyak orang.
Dinkes juga proaktif menyemprot disinfektan ke lokasi-lokasi yang pernah dikunjungi pasien. "Tujuannya supaya penyebaran COVID-19 tidak semakin meluas lagi," imbuhnya.
Jumlah ODP di Surabaya memang sudah tembus seribu lebih. ODP sendiri merupakan status untuk orang-orang yang merasakan gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, tapi tanpa sesak napas. Mereka yang termasuk ODP adalah yang pernah melakukan perjalanan ke wilayah atau negara terjangkit COVID-19, tapi tak ada riwayat kontak langsung dengan pasien COVID-19.
ADVERTISEMENT
Masyarakat yang masuk kategori ODP juga cukup melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari dan akan diuji swab sesuai rekomendasi dokter. Bila kondisi memburuk karena penyakit bawaan, ODP baru dirujuk ke rumah sakit.