Cara Pengendara Hindari Tes Antigen Suramadu, Kadinkes: Tengah Malam Lebih Ketat

Konten Media Partner
12 Juni 2021 6:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaksanaan tes antigen di Suramadu sisi Surabaya. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan tes antigen di Suramadu sisi Surabaya. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Satgas COVID-19 Kota Surabaya telah melakukan swab antigen kepada 15.524 pengendara yang melintas di Jembatan Suramadu. Jumlah tersebut, berdasarkan data kumulatif yang tercatat Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya sejak dimulainya penyekatan pada Minggu (6/6) hingga Jum'at (11/6) pukul 03.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, hingga Jum'at (11/6) pukul 03.00 WIB, pihaknya sudah melakukan rapid antigen kepada 15.524 pengendara yang melintas di Jembatan Suramadu. Hasilnya, dari total jumlah 15.524 pengendara, sebanyak 316 positif rapid antigen.
"Positif antigen ada 316 orang. Kemudian kita swab PCR yang positif ada 130 orang. Nah, 130 orang ini kita evakuasi ke rumah sakit lapangan. Ada beberapa yang di rumah sakit lain juga. Tapi intinya yang 130 ini sudah keluar dari Asrama Haji," kata perempuan yang kerap disapa Feni ini, (11/6).
Pihaknya mengaku sudah menyerahkan data hasil penyekatan ini ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur. Data yang diserahkan ini, merupakan jumlah warga luar Surabaya yang positif berdasarkan swab PCR. Melalui data itu, nantinya bakal menjadi rujukan bagi petugas untuk melakukan tracing.
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febria Rachmanita.
"Data penyekatan sudah ke Dinkes provinsi. Nanti yang tracing dari provinsi dan daerah asalnya. Kecuali mereka ada keluarga di Surabaya kita yang tracing," papar dia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan evaluasinya, Feni menyebut, bahwa saat ini para pengendara yang ingin masuk ke Surabaya mencoba untuk menghindari screening di Jembatan Suramadu. Caranya, mereka melintas Jembatan Suramadu saat tengah malam atau dini hari untuk menghindari petugas.
"Mereka (pengendara) mau masuk ke Surabaya jam 1 pagi karena sepi nggak ada yang lewat. Sekarang mereka datang jam 1 pagi ke atas. Padahal kita (petugas) masih di situ. Sampai jam 3 pagi masih ramai," ungkap dia.
Oleh sebab itu, Feni menegaskan, bahwa pola penyekatan yang dilakukan saat ini harus diubah. Ini untuk mengantisipasi lolosnya para pengendara yang akan masuk ke Surabaya. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak jumlah petugas di lapangan saat tengah malam hingga dini hari.
ADVERTISEMENT
"Taktiknya ini harus diubah. Jam 12 sampai 6 pagi harus lebih banyak petugas. Jam-jam itu sudah kami ketati," katanya.
Feni juga kembali mengingatkan masyarakat agar mewaspadai tingginya mobilitas saat perayaan Hari Raya Idul Adha. Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya memastikan akan terus memasifkan langkah 3T, yakni testing, tracing dan treatment. Namun, dia juga berharap kepada warga beserta pemerintah daerah di luar Surabaya supaya melakukan hal yang sama.
"Langkahnya di sini (Surabaya) dan di sana (luar daerah) protokol kesehatan harus ketat, 3T harus dimasifkan. Yang nomor satu masyarakat harus taat. Tidak bisa hanya di Surabaya yang melakukan, ini kan mobilitas manusianya besar," simpulnya.