Cara Sekolah Cikal Surabaya Kenalkan Jiwa Kepemimpinan Lewat Marketing

Konten Media Partner
22 Maret 2021 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekolah Cikal kenalkan jiwa kepemimpinan lewat marketing. Foto-foto: Dok. Sekolah Cikal
zoom-in-whitePerbesar
Sekolah Cikal kenalkan jiwa kepemimpinan lewat marketing. Foto-foto: Dok. Sekolah Cikal
ADVERTISEMENT
Ketika mendengar kata marketing, biasanya yang terlintas dalam benak seseorang adalah mereka yang menawarkan produk ataupun jasa. Padahal marketing tak melulu berkutat pada aktivitas berjualan. Marketing juga mengajarkan seseorang untuk lebih mandiri dan percaya diri ketika berinteraksi dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
"Marketing itu beda dengan sales. Marketing bisa dibilang inovatif dan memiliki personal branding," tukas
Florentina Widhi Wijayanti, Marketing Sekolah Cikal Surabaya, kepada Basra, Senin (22/3).
Agar siswa mampu membentuk personal branding, lanjut perempuan yang kerap disapa Reni ini, maka Sekolah Cikal Surabaya menghadirkan program pilihan 'Leadership in Marketing'. Program pilihan ini dapat diikuti siswa Cikal yang duduk di kelas 3 SD hingga jenjang SMA.
Dikatakan Reni, melalui program tersebut siswa Cikal diajari untuk lebih berinovasi menciptakan produk, mandiri, dan menjadi pribadi yang percaya diri.
"Jadi tidak melulu soal marketing (jualan) dan goal nya pun tidak menjadikan siswa harus jadi marketing. Disini siswa diajari tentang dasar-dasar marketing dan soft skill yang harus dimiliki," jelas Reni.
Muhammad Nagib, siswa kelas 3 SD Cikal Surabaya, yang berhasil membuat produk masker waterproof lewat program 'Leadership in Marketing'
Reni lantas mencontohkan siswa yang mampu membuat produk inovatif usai mengikuti program ini. Salah satunya Muhammad Nagib, siswa kelas 3 SD, yang berhasil membuat produk masker waterproof. Bahkan produk tersebut juga dijual Nagib untuk masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
"Konsep 4P mencakup Product, Price, Place dan Promotion, harus dipahami siswa. Bagaimana produk yang dihasilkan benar-benar layak jual dan memang dibutuhkan khalayak," ujar Reni.
Program 'Leadership in Marketing' ini, kata Reni, diberikan seminggu sekali. Mengingat program ini diajarkan kepada siswa SD maka bahasa yang digunakan juga harus dapat dimengerti oleh mereka.
"Tentunya penyampaiannya berbeda ya antara kepada siswa yang masih SD dengan mereka yang sudah SMP atau SMA. Kita sesuaikan dengan jenjang siswa agar lebih mengena," papar Reni.
Diakui Reni, selain lebih inovatif, siswa yang mengikuti program ini juga menjadi lebih percaya diri ketika berkomunikasi. Mereka mampu membentuk personal branding sekolah ketika harus mengikuti kegiatan di luar.
"Siswa jadi lebih bisa menempatkan diri, bahwa mereka membawa nama baik sekolah," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Keterlibatan orang tua juga dilakukan dalam penerapan program ini. Mengingat tak sedikit siswa yang menjual produk buatannya melalui akun medis sosial. Bahkan mereka juga merambah market place.
"Jualan di medsos harus dengan pengawasan orang tua. Malah ada juga yang jualan lewat market place," pungkasnya.