Cegah Penyakit Genetik, Pasangan Muda Diimbau Ikuti Tes Kesehatan Pranikah

Pixabay.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewajibkan seluruh pasangan yang akan melangsungkan pernikahan untuk melakukan pre-marital screening check up atau tes kesehatan pranikah.

Hal tersebut perlu dilakukan guna mencegah penyakit genetik menurun, seperti anemia, thalassemia, diabetes, hingga malnutrisi dari orang tua kepada sang buah hati.

Dosen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Surabaya Dr. M. Atoillah Isfandiari, dr., M.Kes, mengatakan pasangan yang ditemukan risiko penyakit genetik agar melakukan pencegahan lebih awal.

"Penyakit keturunan yang paling sering dialami ialah diabetes. Maka, bagi para pasangan yang ingin menikah penting melakukan screening kesehatan pranikah," ucap Ato, Senin (28/9).

Screening tersebut meliputi tes HIV dan penyakit menular seksual, tes kesuburan, tes kondisi medis genetik atau kronis, dan tes kompatibilitas darah.

Menurut Ato, tes kompatibilitas darah ini berguna untuk menghindari masalah selama kehamilan seperti penyakit rhesus. Yakni suatu kondisi dimana antibodi dalam darah wanita hamil justru menghancurkan sel-sel darah bayinya.

"Wanita dengan golongan darah negatif rhesus dan menikah dengan suami positif rhesus memiliki kemungkinan ketidakcocokan rhesus. Akibatnya, janin yang tumbuh akan menghadapi kematian, bahkan keguguran intrauterin," kata Ato.

Tak lupa, Ato juga berpesan kepada para pasangan terutama pasangan muda untuk menjaga kesehatannya agar tidak menularkan penyakit pada sang buah hati.

Karena anak sehat dimulai pada saat di dalam kandungan ibu. Oleh sebab itu, ibu hamil harus dipastikan kebutuhan zat besinya.

"Selain zat besi, asam folat juga diperlukan ibu hamil untuk pembentukan otak janin. Kalau asam folatnya kurang, maka anak juga akan kurang optimal. Jadi ibu hamil harus benar-benar dijaga, dan diperhatikan kandungan gizinya," pungkasnya.