Cegah Persekusi, Sekolah Perlu Buat Grup di Medsos Bareng Ortu

Tim BASRA (Berita Anak Surabaya)
Bacaan Sehat Anak Surabaya | Partner Resmi kumparan 1001 Media Online
Konten dari Pengguna
12 Februari 2019 15:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim BASRA (Berita Anak Surabaya) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belajar dari kasus persekusi yang melibatkan siswa dan guru di Gresik, Jawa Timur, sekolah perlu menyediakan sarana komunikasi intensif antara orang tua murid dan pihak sekolah. Menurut Edwina Natalia, psikolog dan pendiri Rumah Balita Cerdas, sarana komunikasi ini bisa berupa grup di media sosial dimana orang tua bisa memantau tumbuh kembang putra-putri mereka.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi foto : Pixabay
Kata Edwina, aksi persekusi yang melibatkan anak di sekolah tak bisa dilihat dari semata-mata kesalahan siswa berusia 15 tahun tersebut. ’’Kita harus melihat kasus ini secara keseluruhan, mulai dari kondisi keluarga si siswa, hubungannya dengan orang tua, bagaimana pergaulannya, sampai rule di sekolah seperti apa,’’ kata Edwina kepada Basra (11/2).
Kondisi secara menyeluruh tersebut, kata Edwina, perlu diperhatikan agar dapat dilakukan pembinaan secara tepat pada siswa tersebut mengingat usianya sedang dalam fase membentuk diri, masa dimana dia butuh pengakuan. ’’Kalau kasus ini ingin ditangani harus secara keseluruhan jangan sepotong-potong. Siswa yang merekam dan menyaksikan kejadian tersebut juga harus menerima konsekuensinya. Mengapa mereka hanya tertawa saat temannya memperlakukan gurunya tidak baik. Bagaimana sebenarnya aturan di sekolah itu? Itu juga harus ditelusuri,’’ tegasnya.
ADVERTISEMENT
Tantangan Guru Edwina juga merasa salut terhadap sikap yang telah ditunjukkan Nur Kalim, guru IPS di SMP PGRI Wringinanom Gresik yang menurutnya dapat menguasi diri. ’’Dalam kondisi yang terpancing emosi tapi dia masih punya pemikiran kalau dibalas dengan kekerasan akan membuat dirinya bisa dipidanakan,’’ kata Edwina.
Menurut Edwina inilah yang menjadi tantangan guru jaman sekarang. ’’Guru harus bisa memperlakukan siswa as a friend. Guru juga harus bisa berlatih antara tegas dan keras. Marah boleh tapi jangan marah-marah, karena kondisi marah-marah lebih mengedepankan emosi,’’ tukasnya.
Hal penting lainnya yang harus dilakukan pihak sekolah adalah dengan menjalin komunikasi dengan orang tua siswa. Ini bisa dilakukan dengan membentuk grup di media sosial. ’’Sekarang ini orang tua cenderung memasrahkan anaknya kepada sekolah, jadi harus ada komunikasi antara orang tua dan guru untuk bersama-sama memantau si anak,’’ simpulnya. (Reporter Masruroh / Editor : Windy Goestiana)
ADVERTISEMENT