Cerita Wawali Surabaya Didemo Warga karena Dianggap Pencitraan

Konten Media Partner
25 November 2022 9:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji (berdiri) dalam talk show vocational leadership yang digelar Fakultas Vokasi Unair, (24/11). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji (berdiri) dalam talk show vocational leadership yang digelar Fakultas Vokasi Unair, (24/11). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Wakil Wali Kota (Wawali) Surabaya Armuji menilai pencitraan itu baik, asal dilakukan dengan cara yang baik dan untuk kebaikan, serta menjadi contoh atau teladan yang baik buat masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Kayak kemarin saya didemo warga karena dianggap pencitraan. Saya katakan pencitraan itu baik. Itu juga memberikan contoh bagi warganya,” kata Armuji, saat menjadi pembicara dalam talk show vocational leadership yang digelar Fakultas Vokasi Unair, (24/11).
Demo warga tersebut bermula gara-gara sidak Armuji diunggah ke akun TikTok-nya. Warga yang resah akhirnya menggelar demo. Demo dilakukan oleh Kesatuan Organisasi Masyarakat Peduli Indonesia (KOMPI) di Balai Kota Surabaya beberapa waktu lalu.
Adapun dalam talk show vocational leadership tersebut Armuji juga berkisah perjalanan politiknya mulai dari desainer atau arsitek hingga akhirnya masuk dunia politik yang mengantarkan menjadi anggota DPRD Surabaya, Ketua DPRD Surabaya hingga akhirnya menjadi Wakil Wali Kota Surabaya.
“Saya jadi wakil wali kota tidak ujug-ujug atau langsung jadi, melainkan melalui proses yang panjang. Saya juga sempat menjadi aktivis jalanan saat masih mahasiswa,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ditegaskan Armuji, menjadi pemimpin tidak harus dari keturunan atau memiliki darah biru. Semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menjadi pemimpin.
“Saya sendiri bukan dari keluarga berada atau keturunan darah biru. Bapak saya itu tukang bangunan. Setelah lulus kuliah saya jadi desainer. Saat itu saya ikut orang menjadi tukang borong. Baru setelah itu masuk politik," tukasnya.