Cukup Gizi di 1000 Hari Kelahiran Bisa Cegah Stunting

Tim BASRA (Berita Anak Surabaya)
Bacaan Sehat Anak Surabaya | Partner Resmi kumparan 1001 Media Online
Konten dari Pengguna
12 Februari 2019 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim BASRA (Berita Anak Surabaya) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anak stunting kerap diasumsikan masyarakat sebagai tubuh kerdil atau cebol dalam bahasa Jawa. Asumsi semacam ini dibantah Dr. Sri Sumarmi, SKM, M.Si, Dosen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Surabaya. ’’Stunting tidak sama dengan cebol. Jika cebol secara fisik dia terlihat, kalau stunting baru terlihat saat berdiri diantara teman sebayanya dia tampak lebih pendek,’’ kata kata perempuan yang akrab disapa Mamik ini (11/2).
Ilustrasi foto : Pixabay
Mamik mengungkapkan ada dua penyebab stunting pada anak, yakni kekurangan gizi dan pertumbuhan yang tidak optimal karena mengidap suatu penyakit. Seorang anak dikatakan tidak tumbuh dengan optimal dapat diketahui dari tinggi badannya. Ini bisa dilakukan dengan mengukur berat badan si anak kemudian dibagi kuadran tinggi badannya.
ADVERTISEMENT
Secara terpisah, Siti Aliyah, S.Gz, ahli gizi dari RSU Haji Surabaya mengatakan, stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Kekurangan gizi dalam waktu lama terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak, 1000 hari pertama kelahiran. Hal ini disebabkan asupan ibu selama kehamilan kurang berkualitas, sehingga asupan gizi yang diterima janin sedikit.
Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran. Gejala stunting diantaranya adalah anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya, proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda dari usianya, berat badan lebih rendah, dan pertumbuhan tulang tertunda.
ADVERTISEMENT
''Kebanyakan orang tua hanya melihat perkembangan dan pertumbuhan anaknya dari berat badannya saja. Jika berat badan cukup atau melihat pipi anaknya sudah sedikit tembem, maka dianggap anak tersebut sehat. Padahal, tinggi badan tak kalah penting untuk dipantau, karena anak yang mengalami stunting berpengaruh pada kecerdasan dan kesehatannya di masa datang,'' tegas Siti. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)