Diduga Terpapar Varian Baru, Pasien dengan CT-Value 1,8 Ditemukan RSLI

Konten Media Partner
9 September 2021 10:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Varian baru virus Corona kian bervariasi. Bahkan Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya tengah mewaspadai adanya varian baru COVID-19 yang masuk melalui Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang baru pulang dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
Penanggung jawab RSLI, Laksamana Pertama dr. Ahmad Samsulhadi, MARS, mengatakan, di beberapa PMI ditemukan fenomena CT value ekstrim atau angkanya sangat rendah.
Ia mengungkapkan, jika ada salah satu pasien PMI yang nilai CT value-nya di angka 1,8. Angka ini termasuk sangat rendah dan memiliki potensi penularan cukup tinggi.
"Untuk penanganan pasien PMI, kita sangat antisipatif, terutama kemungkinan varian baru muncul. Karena kami menemukan ada satu pasien yang nilai CT value 1,8. Sampai saya tanya dan konfirmasi ke dr. Fauqa, ini nilai CT valuenya 1,8 atau 18? Mohon swab PCR nya di ulang, karena pasien ini sudah dirawat 12 hari," ungkap dr. Samsulhadi, Kamis (9/9).
Setelah melakukan proses PCR ulang, dr Samsulhadi mengatakan jika nilai CT value pasien tersebut memang 1,8. Tak hanya itu, dr Samsulhadi mengungkapkan ada beberapa pasien PMI yang sudah 10 hari dirawat, tapi nilai CT valuenya masih di bawah 15.
ADVERTISEMENT
"Ini fenomena baru dan masih kita tindak lanjuti. Karena fenomena yang aneh, saya sudah meminta dr. Fauqa untuk menindaklanjutinya,” pungkasnya.
Sementara itu, Dokter Penanggung jawab Pasien (DPJP) RSLI, dr. Fauqa Arinil Aulia menyebut, pihaknya sering menemui fenomena CT value ekstrim hingga di bawah 5.
"Fenomena yang ada di RSLI akhir-akhir ini memang kami menemukan CT Value ekstrem, dan masih pada angka yang sangat rendah. Padahal teorinya, pada varian lain, progresnya baik, CT Value naik. Bahkan hari ke 13 sudah negatif. Sedangkan sekarang ini kok malah kebalikannya, minggu kedua seperti mulai kembali terserang, dengan indikasi nilai CT Value yang masih rendah, di bawah 25 bahkan di bawah 5," jelasnya.
Ketika ditanya apakah hal ini mengarah ke varian baru, dr. Fauqa belum bisa memastikan. Sebab, hingga kini masih menunggu hasil Whole Genome Sequencing (WGS).
ADVERTISEMENT
"Kita tidak bisa berandai-andai, semua masih menunggu konfirmasi dari WGS dari sampel yang kita kirimkan. Kita juga terus memonitor pasien dengan CT Value rendah, apakah varian baru atau tidak," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga waspada terkait varian MU yang masuk dalam Varian of Interest (VoI) yang telah melanda 39 negara.
"Terhadap varian MU ini kita tidak perlu khawatir. Sebagai VoI sifatnya tidak berubah dari gejala klinis, perkembangan di penyakitnya, dan juga terapinya masih sama. Yang perlu kita waspadai adalah Varian of Concert (VoC), dan Varian of High Consequence (VoHC) yang sekarang memang belum ada," tambahnya.
Guna mencegah hal itu, pihaknya tetap menghimbau masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi.
ADVERTISEMENT