East Java Fashion Harmony Tampilkan Keindahan Batik Klasik Jatim di Gunung Bromo

Konten Media Partner
29 November 2022 8:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koleksi busana yang akan ditampilkan di event East Java Fashion Harmony pada 3 Desember mendatang di Gunung Bromo. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi busana yang akan ditampilkan di event East Java Fashion Harmony pada 3 Desember mendatang di Gunung Bromo. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Digelar sejak 2019, East Java Fashion Harmony (EJFH) masuk 10 besar event terbaik oleh Kemenparekraf untuk tahun 2022. East Jafa Fashion Harmony (EJFH) merupakan sebuah program apresiasi dan publikasi Wastra Jawa Timur melalui tampilan fashion modern yang diselenggarakan setiap tahun.
ADVERTISEMENT
"Awalnya hanya sebagai apresiasi terhadap wastra Jawa Timur dan termasuk masih bayi dalam pelaksanaanya kemudian didaftarkan Disbudpar Jatim ke Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf untuk diadu dengan 310 event seluruh Indonesia. Jawa Timur yang semula mengirimkan 10 event termasuk EJFH terpilih 5 event dari 110 yang terpilih menjadi event nasional, dan ternyata EJFH masuk di 10 besar event terbaik untuk tahun 2022," jelas Fashion Conceptor & Consultant EJFH, Embran Nawawi, saat ditemui Basra, Senin (28/11) malam.
Dengan raihan tersebut, lanjut Embran, pihaknya menjadi lebih percaya diri kembali menggelar East Java Fashion Harmony dengan mempertemukan wastra batik klasik dan budaya dengan para desainer yang sudah melalui sesi kurasi.
"Mahakarya kearifan lokal/ wisdom di tangan para kreator andal menjadikan wastra tersebut sebagai karya yang agung/Majestic," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Diungkapkan Embran, tahun ini East Java Fashion Harmony akan digelar pada 3 Desember 2022. Memilih Segara Wedi Gunung Batok Tengger Bromo sebagai venue, East Java Fashion Harmony tahun ini menampilkan karya busana dari 11 desainer.
Ke 11 desainer tersebut yakni Denny Wirawan, Embran Nawawi, Lia Afif, Gita Orlin, Novita Rahayu, Ajeng Wibowo, Arinda Nurma, Enricho Ho, Isyam Syamsi, Rizkyesa Sauqi, dan Imam Mustafa.
"Kearifan lokal Gunung Bromo dikemas kemudian disandingkan dengan batik klasik dan batik budaya dari beberapa daerah di Jawa Timur yang dipastikan sebagai kota batik untuk klasik dan budaya seperti Banyuwangi, Probolinggo, Sidoarjo, Lamongan, Tuban, Tulungagung, Trenggalek, Bangkalan, dan Pamekasan," jelas Embran.
Batik klasik merupakan batik yang sudah ada sejak lama bahkan pada masa kejayaan Majapahit. Sedangkan batik budaya adalah batik yang biasa dipakai dalam berbagai upacara budaya masyarakat Jawa Timur dari kelahiran, pernikahan, hingga kematian.
ADVERTISEMENT