Gangster Bermunculan di Surabaya, Pakar: Efek Samping Kota yang Maju

Konten Media Partner
5 Desember 2022 15:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Belakangan, masyarakat Surabaya di buat resah dengan kemunculan gangster yang menenteng senjata tajam sembari konvoi mengendarai motor di malam hari.
ADVERTISEMENT
Mereka juga tak segan menganiaya warga, menyerang warung kopi, hingga melakukan tawuran antar gangster. Tak hanya itu, mereka juga kerap mengunggah kegiatannya ke media sosial, seolah ingin diakui keberadaannya.
Menanggapi hal itu, Guru Besar Sosiologi Unair Prof Bagong Suyanto MSi., mengatakan, fenomena gangster sebenarnya sudah ada sejak Indonesia belum merdeka.
"Pokoknya kalau ada kota yang maju, memang selalu melahirkan efek samping munculnya gangster-gangster ini," tutur Prof Bagong ketika dihubungi Basra, Senin (5/12).
Menurutnya, kelompok ini muncul sebagai bentuk resistensi atau perlawanan terhadap pranata-pranata normatif di masyarakat.
"Cirinya gangster ini selalu melawan aparat penegak hukum, melanggar tata tertib, karena kelompok ini lahir dari sub kultur marginal. Untuk ciri yang lain, mereka juga bertentangan dengan pranata normatif masyarakat. Misalnya, masyarakat melakukan hal yang normal, beristirahat di malam hari, mereka malah keluar," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Prof Bagong menjelaskan, sebelum masuk dalam tindakan kriminal, kelompok ini awalnya hanya mengembangkan perilaku yang menyimpang, hingga akhirnya ke tindakan kriminal. Seperti mengkonsumsi minuman keras, obat bius, narkoba, dan lain-lain.
"Ketika mereka mengembangkan perilaku seperti itu, kebutuhan untuk aspek ekonomi meningkat. Dan sementara sumbernya enggak ada. Lalu mereka ada yang jadi begal, pencuri sepeda motor untuk memenuhi kebutuhannya," jelasnya.
Untuk itu, Prof Bagong berpesan kepada masyarakat agar menjadi watchdog pada lingkungannya masing-masing untuk mencegah hal itu terjadi.
Selain itu, pemerintah juga perlu menciptakan ruang publik yang bisa dimanfaatkan mereka ke arah yang lebih positif.
"Pemerintah sudah benar melakukan razia, tapi pendekatannya jangan hanya hukum saja. Tetapi juga pendekatan lain dengan memberi kesempatan pada anak muda ini. Misalnya, menciptakan ruang publik yang bisa dimanfaatkan mereka ke arah positif," pungkasnya.
ADVERTISEMENT