Gawat! Selama Corona, KDRT di Jatim Melonjak Dua Kali Lipat

Konten Media Partner
13 Juni 2020 7:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay
ADVERTISEMENT
Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Timur selama corona meningkat dua kali lipat. Menurut data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, pada akhir Maret 2020 tercatat ada 230 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, kemudian di akhir April kasusnya melonjak menjadi 401 kasus.
ADVERTISEMENT
Andri mengatakan, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ibarat gunung es, hanya sebagian kecil saja yang terlaporkan.
"Artinya, masih banyak kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di luar sana yang tidak terlaporkan," tukasnya.
Dari 482 kasus tersebut, lanjut Andri, Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Probolinggo menduduki posisi tiga besar terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jatim, masing-masing 81 kasus, 68 kasus, dan 35 kasus.
Pixabay
Andri juga mengungkapkan, jika kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak tersebut kebanyakan terjadi di dalam lingkungan rumah, dengan persentase 58 persen.
ADVERTISEMENT
Selama masa pandemi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), kata Andriyanto, mempunyai program yang dinamai "Sepuluh Aksi Berjarak, Bersama Jaga Keluarga Kita." Program itu untuk memberi informasi-informasi yang baik dan menyejukkan bagi anak-anak.
Kepala DP3AK Provinsi Jawa Timur Andriyanto.
"Dalam program itu, anak-anak diberi konten-konten bagaimana bisa bercerita, kemudian dia bisa kerasan di rumah, bagaimana membina hubungan baik antara orang tua dengan anak, dan seterusnya," jelasnya.
Andriyanto juga mendorong adanya perhatian pada anak selama pandemi, salah satunya dengan pemberian nutrisi atau makanan bergizi. Dengan tetap menjaga kondisi kesehatan dan nutrisi pada anak, diharapkan setiap keluarga mampu bertahan menghadapi pandemi corona.