news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Guruh Prasetyo, Remaja Pengidap Gagal Ginjal Kronis Tutup Usia

Konten Media Partner
17 September 2019 21:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guruh Prasetyo semasa hidupnya. Foto-foto : Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Guruh Prasetyo semasa hidupnya. Foto-foto : Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Guruh Prasetyo, remaja 17 tahun pengidap gagal ginjal kronis di Surabaya meninggal dunia pada Selasa (17/9). Beberapa hari sebelum kepergiannya, Guruh sempat pamit pada sang ibunda.
"Bu, aku iki ojo diaboti. Aku iki tambah seneng nek diramut Gusti Allah (Bu, jangan berat hati. Aku malah senang kalau dirawat Allah)," kata Pujiati menirukan ucapan Guruh.
Pada Basra Pujiati bercerita, sehari sebelum Guruh tutup usia putra bungsunya sempat mengalami sesak nafas. Sampai Selasa pagi Guruh masih terlihat sesak, akhirnya keluarga memutuskan membawa Guruh ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.
"Guruh sesak napas sejak Senin malam, dia memang sering sesak nafas tapi setelah diberi oksigen sendiri di rumah sudah membaik. Akhirnya Selasa pagi dibawa ke rumah sakit, apalagi Selasa siang Guruh waktunya HD (hemodialisis)," tutur Pujiati.
ADVERTISEMENT
Ternyata Tuhan berkehendak lain. Saat menuju ke ruang HD, kondisi Guruh terus memburuk hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir.
Dok. Pribadi
Mengetahui putra kesayangannya meninggal dunia, Pujiati merasa sekujur tubuhnya lemas. Pandangan mata Pujiati tak bisa beranjak dari Guruh. Ibu tiga anak itu terus mencium Guruh yang telah terbujur kaku.
"Guruh saat meninggal wajahnya terlihat ganteng, dia tersenyum. Mungkin ini yang diinginkan Guruh," kata Pujiati terisak.
Pada awal September lalu Basra pernah beberapa kali menjenguk Guruh dan membawakannya merchandise Persebaya, klub favoritnya. Saat itu kondisi Guruh terlihat bugar dan selalu tersenyum. Guruh juga sempat bercerita kalau dia ingin sekali bisa mengobrol dengan Irfan Jaya, pemain Persebaya yang jadi idolanya.
Ternyata keinginan terakhir Guruh itu terkabul pada Senin sore (16/9). Guruh sempat video call dengan Irfan Jaya. "Guruh seneng banget disemangati mas Irfan," kata Pujiati dengan suara terbata-bata.
Pujiasti dan Guruh.
Perjuangan Guruh bertahan hidup selama 14 tahun dengan riwayat gagal ginjal kronis pernah Basra tayangkan pada 2 September 2019. Karena riwayat gagal ginjal tersebut, tumbuh kembang Guruh tak bisa seperti remaja lainnya. Di usia 17 tahun, postur badannya seperti anak Sekolah Dasar. Karena gagal ginjal itu, pertumbuhan Guruh tak bisa layaknya anak sebayanya.
ADVERTISEMENT
Efek jangka panjang dari pengobatan gagal ginjal kronis juga membuat Guruh mengidap lupus karena daya tahan tubuhnya makin memburuk. Guruh sempat mengeluh kelelahan bila banyak berjalan atau beraktivitas. Keluarga pun membatasi kegiatan Guruh karena denyut jantungnya bisa berhenti sewaktu-waktu. Selamat jalan, Guruh. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)