news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Guruh, Remaja 17 Tahun Pengidap Gagal Ginjal Kronis, Dapat Kursi Roda

Konten Media Partner
5 September 2019 7:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Puskesmas Sawahan bersama Suparman, ayah Guruh. Foto. Humas Pemkot Surabaya
zoom-in-whitePerbesar
Tim Puskesmas Sawahan bersama Suparman, ayah Guruh. Foto. Humas Pemkot Surabaya
ADVERTISEMENT
Guruh Prasetyo, remaja 17 tahun yang mengidap gagal ginjal kronis, kini bisa tersenyum lega. Ini karena keinginan Guruh untuk memiliki kursi roda telah terpenuhi. Pemerintah Kota Surabaya memberikan bantuan kursi roda kepada remaja asal Petemon, kelurahan Sawahan, Surabaya, Selasa (3/9).
ADVERTISEMENT
"Kursi roda sudah diberikan kepada adik Guruh melalui Puskesmas setempat pada Selasa kemarin. Sebelumnya kami juga telah melakukan pemantauan terhadap kondisi Guruh. Apalagi dia anak Ketua RT, jadi sudah lama Guruh berada dalam pantauan kami," kata Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, M. Fikser, saat dihubungi Basra, Rabu (4/9).
Fikser mengatakan, sebelumnya Guruh juga telah menerima bantuan BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) untuk memudahkannya dalam menjalani pengobatan. Pemkot Surabaya berharap dengan adanya bantuan kursi roda tersebut bisa membantu Guruh menjalani aktivitas sehari-hari.
Menurut cerita Suparman, ayah Guntur, remaja yang juga penggemar Persebaya ini memang ingin sekali punya kursi roda. Karena sejak divonis menderita lupus, Guntur mudah lelah dan nafasnya tersengal-sengal jika berjalan beberapa meter. Apalagi, Guntur tidak mau digendong.
ADVERTISEMENT
Suparman merasa bersyukur dengan adanya bantuan kursi roda tersebut. Kursi roda tersebut diantar ke rumahnya oleh petugas puskesmas Sawahan.
"Kemarin ada ibu bidan dari Puskesmas Sawahan yang mengantarkan kursi rodanya. Langsung saya antar ke Soetomo (RSUD Soetomo,red) karena Guruh sedang opname di sana," ujar Suparman lewat sambungan telepon kepada Basra.
Sejak Senin (2/9) ternyata Guruh harus menjalani perawatan di RSUD Dr Soetomo Surabaya. Selain untuk keperluan hemodialisis atau cuci darah, Guruh juga sedang menjalani pengobatan lupus. Jika kondisinya terus membaik, Guruh akan pulang pada hari Jumat (6/9).
Guruh Prasetyo.
"Sejak kena lupus, sebulan sekali Guruh harus masuk obat di Soetomo. Kalau hemodialisis pakai mesin baru sekarang karena CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis) nya bocor terkena ke jantung dan paru-paru, maka harus kembali ke Hemodialisis. Guntur juga harus operasi lagi. Tapi untuk kapan operasinya, dokternya masih belum memutuskan. Jadi sambil nunggu CAPD nya normal lagi, Guruh harus HD di rumah sakit dua kali seminggu," kata ayah tiga putra ini.
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan Basra sebelumnya, Guruh divonis menderita gagal ginjal sejak berusia 3 tahun. Karena penyakit gagal ginjal itu, pertumbuhan Guruh tak bisa layaknya anak sebayanya. Meski telah berusia 17 tahun, namun Guruh memiliki postur tubuh seperti anak Sekolah Dasar.
Bahkan sejak 4 bulan lalu, Guruh positif mengidap lupus yang mengakibatkan dia sering mengeluh kelelahan. Jika Guruh dibiarkan kelelahan maka denyut jantungnya bisa berhenti sewaktu-waktu. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)