news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hadapi Pandemi, Unesa Kampanyekan Olahraga Tanpa Batas

Konten Media Partner
15 November 2020 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hadapi Pandemi, Unesa Kampanyekan Olahraga Tanpa Batas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) mengadakan webinar Internasional dengan tema Athletes with Disability with Global Competitiveness.
ADVERTISEMENT
Dekan Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr. Setiyo Hartoto, M.Kes. mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan kampanye Olahraga Tanpa Batas sebagai upaya menjaga daya tahan tubuh di masa pandemi COVID-19.
“Rektor Unesa menyampaikan bahwa instrumen bagi peningkatan produktivitas salah satunya adalah olahraga atau kebugaran jasmani. Untuk itu kamu mengajak masyarakat untuk aktif bergerak dan melakukan olahraga rutin dengan jenis apapun. Dimana olahraga tanpa batas menjadi salah satu cara membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga," ucapnya, Minggu (15/11).
Tak hanya itu, ia juga mengimbau kepada para atlet disabilitas untuk memperlihatkan prestasi yang luar biasa, baik tingkat nasional maupun internasional. Prestasi dan semangat yang ditunjukkan para atlet difabel membuat pemerintah untuk memfasilitasi kegiatan untuk penyandang disabilitas yang ingin mengembangkan bakatnya.
ADVERTISEMENT
“Saat ini Unesa sangat mewadahi para atlet disabilitas untuk lebih mengembangkan bakatnya menjadi lebih baik lagi dan umumnya masyarakat supaya mau bergerak dan berolahraga. Apalagi di masa pandemi ini olahraga menjadi salah satu cara yang penting untuk meningkatkan imunitas," kata Setiyo.
Selain itu, pihaknya juga terus berbenah dan berkembang untuk mewujudkan kampus yang ramah terhadap semua, termasuk mahasiswa disabilitas, serta meniadakan diskriminasi kepada siapapun. “Karena sebenarnya kita semua ini sama, hanya memiliki warna yang berbeda-beda saja," tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sri Sugiyanti atlet para cycling membagikan pengalamannya ketika mengikuti Asian Para Games 2018.
Ia menceritakan, meskipun dirinya mempunyai keterbatasan penglihatan, Sri tetap semangat dan menolak menyerah pada keadaan.
ADVERTISEMENT
"Saya bukanlah tipe orang bermental baja. Sebelum pertandingan, saya sempat merasa sangat tertekan, bahkan sampai menangis. Karena pengalaman bertanding saya masih sangat minim. Jadi stres banget. Sampai pas awal mau bertanding itu, saya sakit maag. Setelah diperiksa itu berkaitan dengan psikologis. Benar-benar sakit, sampai semua orang bingung,” kata Sri.
Saat pertandingan, ia pun mengerahkan segala usahanya untuk menembus kegelapan di lintasan balap sepeda hingga akhirnya membuahkan hasil yang manis.
Sri berhasil mengoleksi empat medali, tiga perak dan satu perunggu di Asian Para Games 2018 yang berlangsung pada 6-13 Oktober 2018 di Jakarta. Medali perunggu didapat di Time Trial Putri dengan catatan waktu 31 menit 11,080 detik.