Handoko, 'Hibahkan' Rumah untuk Perpus dan Waktu untuk Mendongeng

Konten Media Partner
9 Juli 2019 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Handoko, pendongeng yang mencintai literasi. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Handoko, pendongeng yang mencintai literasi. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Delapan tahun bekerja di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Surabaya, mengantarkan Handoko pada dunia literasi dan mendongeng. Nama Handoko pun makin dikenal karena sering diundang mendongeng dari satu tempat ke tempat lainnya.
ADVERTISEMENT
Kata Handoko, mendongeng adalah cara berkomunikasi yang menyenangkan untuk menyampaikan pesan moral.
"Untuk itu seorang pendongeng harus berani dan percaya diri, melakukan kontak mata, pengaturan suara dan lain sebagainya," ucap Handoko ketika ditemui Basra, Senin (9/7).
Sebelum menjadi seorang pendongeng seperti saat ini, pria asli Surabaya ini bercerita jika dirinya harus belajar dan mengikuti pelatihan terlebih dahulu untuk mendapatkan sertifikat dari dinas.
"Jadi waktu itu, untuk mendapatkan sertifikatnya ini saya harus mendongeng ke orang lain dulu, waktu itu di Taman Bungkul," ungkap pria yang sempat kuliah di jurusan Psikologi ini.
Selain menjadi pendongeng, kegiatan sosial lain yang dilakukan Handoko adalah membuka lapak buku ketika car free day (CFD) di Jalan Tunjungan. Bahkan, ia menghibahkan sebagian rumahnya untuk dijadikan perpustakaan yang diberi nama 'Rumah Baca Aksi Sebaya'.
Karena menurutnya, membaca buku itu kegiatan yang sangat penting. "Seperti kata pepatah malu bertanya sesat di jalan. Kalau kita ingin mendapat banyak ilmu atau wawasan ya harus membaca buku," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Secanggih apapun keberadaan teknologi saat ini, Handoko menyarankan anak-anak untuk membaca buku minal 15 menit setiap hari.
"Daripada gadget ini dibuat maen game kan mending download ebook. Jadi bisa lebih bermanfaat," pungkasnya.
Berkat kerja kerasnya tersebut, berbagai penghargaan pun diraih oleh Handoko. Bahkan ia pernah mendapat penghargaan dari Wali Kota Surabaya atas pengabdiannya sebagai kader pengembangan budaya literasi di Kota Surabaya pada tahun 2014. (Reporter : Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)