Hardiknas Jadi Pengingat Hak Anak Penyandang Disabilitas

Difta dibantu sang ibu, Sulistiani sedang bermain enggrang. Foto : Masruroh/Basra

Meski beberapa kali nyaris terjatuh namun Difta tak pantang menyerah untuk terus bermain enggrang. Sang ibu, Sulistiani, selalu sigap saat sang putra sulung nyaris terjatuh. Setelah asyik bermain enggrang, pelajar SMP kelas 3 yang divonis mengidap cerebral palsy itu lantas mengajak sang ibu bermain dakon.

Difta merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus (ABK) yang diundang ke Perpustakaan Bank Indonesia untuk menghadiri rangkaian acara Pesta Pendidikan, Kamis (2/5).

Foto : Masruroh/Basra

Dalam acara yang digelar untuk memperingati Hari Pendidikan itu, para ABK bisa bermain berbaur bersama anak-anak normal lainnya.

"Kami ingin memberikan ruang kepada para ABK untuk bermain bersama anak-anak normal lainnya, tanpa ada perbedaan. Karena mereka punya hak yang sama," ujar Inge Ariani Safitri, Koordinator Pendongeng sekaligus penyelenggara acara, kepada Basra disela acara.

Selain memiliki hak yang sama dalam bermain, lanjut Inge, para ABK juga memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya. Misi inilah yang ingin digaungkan bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan.

"Pendidikan harus bisa dinikmati oleh semua anak, termasuk mereka yang ABK sekalipun. Bisa dinikmati di manapun anak-anak berada. Ini misi yang kita bawa dalam peringatan Hari Pendidikan tahun ini," tegasnya.

Usai bermain dolanan tradisional mulai dari dakon, lompat tali, hingga enggrang tali bambu, acara berlanjut dengan mendongeng yang dibawakan oleh Komunitas Kumpul Dongeng. Mereka membawakan cerita tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Aktivitas mendongeng itu dilakukan di panggung pojok dongeng yang baru diresmikan pada hari minggu lalu. Nantinya setiap minggu kedua dan keempat akan digelar secara rutin aktivitas mendongeng di panggung pojok dongeng. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)